Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putra Mahkota Saudi Kerahkan Pasukan Elite untuk Tahan 11 Pangeran

Kompas.com - 08/01/2018, 21:50 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Arab News

RIYADH, KOMPAS.com - Sebanyak 11 pangeran kembali ditahan pemerintah Arab Saudi. Kali ini, penahanan dilakukan karena para pangeran tersebut melakukan aksi protes terkait kebijakan baru kerajaan.

Proses penangkapan dan penahanan para pangeran tersebut dilakukan oleh satuan khusus yang langsung di bawah Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Al-Ajrab.

Pasukan elit tersebut terdiri dari 5.000 personil dari berbagai peringkat dan telah berpengalaman dalam sejumlah operasi militer.

Pasukan ini dibentuk oleh putra mahkota sejak resmi diangkat para 2015.

Baca juga: Pangeran Arab Ini Pembeli Lukisan Yesus Termahal Dunia Karya Da Vinci

Kebijakan yang ditentang para pangeran itu terkait penghapusan subsidi untuk tagihan air dan listrik para bangsawan kerajaan Saudi. Kebijakan itu dikeluarkan pemerintah Saudi awal tahun ini.

"Sebanyak 11 pangeran berkumpul di depan istana Qasr al-Hokm pada Kamis (4/1/2018). Mereka keberatan dengan perintah kerajaan yang menghentikan pembayaran oleh negara untuk tagihan air dan listrik mereka," tulis pernyataan Jaksa Agung Saud al-Mojeb, pada Sabtu (6/1/2018).

"Meski telah disampaikan jika tuntutan mereka tidak sah, para pangeran tetap menolak meninggalkan area, mengganggu ketertiban umum," tambah Mojeb dilansir dari Arab News, Senin (8/1/2018).

Para pangeran tersebut dikenai sejumlah tuduhan dan ditahan di penjara Al-Hayer, di selatan Riyadh.

Baca juga: Diduga Korupsi, Kekayaan Pangeran Arab Saudi Merosot Tajam

Pemerintah Arab Saudi pada 1 Januari 2018 memberlakukan kenaikan pajak pertambahan nilai sebesar lima persen untuk sebagian besar barang dan jasa. Hal itu sekaligus mengakhiri kebijakan bebas pajak yang telah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun.

Awal November 2017, pemerintah Arab Saudi juga melakukan penangkapan besar-besaran terhadap sejumlah pangeran dan petinggi pemerintahan terkait dengan dugaan korupsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Arab News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com