Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia: AS Cari-cari Alasan untuk Menekan Iran

Kompas.com - 05/01/2018, 18:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Reuters,AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia mengecam berbagai manuver yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Iran.

Hal itu dikatakan oleh Deputi Kementerian Luar Negeri Sergei Ryabkov, seperti dikutip dari AFP Jumat (5/1/2018).

Ryabkov merespon ucapan Wakil Presiden Mike Pence Rabu (3/1/2018) yang mengatakan AS tidak akan tinggal diam terkait gejolak di Iran.

Selain itu, Pence juga menyerukan agar kesepakatan nuklir dengan Iran yang terjadi 2015 bisa dievaluasi.

Baca juga : Rusia Peringatkan AS Tidak Ikut Campur Masalah di Iran

Dalam pandangan Ryabkov, Washington dianggap sengaja mencari-cari alasan untuk terus menekan Teheran.

"Jika apa yang saya pikirkan benar, maka kebijakan itu sangatlah tidak patut dilakukan oleh sebuah negara besar," sindir Ryabkov.

Politisi asal Moskwa itu melanjutkan, Resolusi 2231 yang diteken Iran dan enam negara berpengaruh tidak perlu diubah.

Selain itu, Ryabkov juga menyoroti pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB yang bakal berlangsung Jumat.

Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, meminta dewan keamanan menggelar pertemuan untuk membahas gejolak yang ada di Iran.

Dia menyatakan keheranannya mengapa Dewan Keamanan PBB sampai harus dilibatkan dalam urusan yang memberikan dampak secara internasional tersebut.

"Masalah domestik Iran bukanlah ranah Dewan keamanan PBB," kecam Ryabkov seperti dilansir reuters.com.

Sebelumnya, di samping pernyataan Pence tentang perlunya kesepakatan baru dengan Iran, Kementerian Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi ke lima industri Iran.

Lima perusahaan tersebut diduga menjadi pengembang program rudal balistik Iran.

"Program ini dianggap prioritas bagi pemerintah dibanding kehidupan sehar-hari rakyatnya," demikian bunyi pernyataan kementerian keuangan.

Baca juga : Demo di Iran, Dubes AS untuk PBB Serukan Rapat Darurat Dewan Keamanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com