Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2017, Jumlah Pembelot Korut ke Korsel Turun 21 Persen

Kompas.com - 05/01/2018, 14:01 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Sebuah data yang dikeluarkan pemerintah Korea Selatan (Korsel) menunjukkan jumlah pembelot Korea Utara (Korut) mengalami penurunan pada 2017.

Kantor berita Yonhap Jumat (5/1/2018) memaparkan data dari kementerian unifikasi Korsel, tercatat 1.127 warga Korut memilih melarikan diri menuju Korsel.

Jumlah itu turun 21 persen dibanding 2016. Saat itu, jumlah pembelot mencapai 1.418 orang. Dari 1.127 warga Korut yang lari ke Korsel, 83 persen di antaranya merupakan perempuan.

Kabar terbaru mengenai orang Korut yang memilih melarikan diri dari negerinya terjadi pada 21 Desember 2017.

Baca juga : Dipaksa Kembali, Ilmuwan Nuklir Korut yang Membelot Bunuh Diri dengan Racun

Saat itu, seorang tentara Korut melintasi pos perbatasan di zona demiliterisasi.

Kaburnya tentara Korut itu membuat rekannya memilih menginjakkan kaki di zona Korsel demi menangkap sang desertir.

Akibatnya, pasukan perbatasan Korsel memberikan tembakan peringatan.

Sejak 1948, total jumlah pembelot Korut yang datang ke Korsel mencapai 31.339 orang.

Jumlah pembelot tersebut menjadi yang terendah sejak Kim Jong Un naik menggantikan ayahnya, Kim Jong Il pada 2011.

"Kim dipercaya telah meningkatkan pengawasan di perbatasan," demikian keterangan dari kementerian unifikasi Korsel.

Kementerian itu menyatakan, pada pertengahan 2015, Kim memerintahkan pengetatan pengawasan di zona demiliterisasi dan Sungai Tumen yang membelah Korut dan China.

Hal itu dilakukan untuk mencegah warga Korut melarikan diri ke Negeri Panda.

"Selain itu, pemerintah China juga telah melarang keberadaan pengungsi Korut di wilayahnya," kata kelompok yang membantu warga Korut melarikan diri, Sokeel Park of Liberty, kepada AFP.

Baca juga : Tak Betah, Sebagian Pembelot Korut di Korsel Ingin Pulang Kampung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com