WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyebut sanksi dan tekanan yang diberikan komunitas internasional memberikan imbas kepada Korea Utara (Korut).
Pernyataan tersebut disuarakan Trump lewat akun Twitternya, seperti dilaporkan kantor berita AFP Selasa (2/1/2018).
Dalam pandangan Trump, sanksi yang sudah diberikan membuat Pyongyang melunak dan mendapat pergolakan internal.
Di antaranya, sejumlah tentara Korut mengambil risiko dengan menyeberang ke Korea Selatan (Korsel) lewat zona demiliterisasi.
Selain itu, pemimpin Korut Kim Jong Un, yang diejek Trump sebagai Pria Roket, dalam pidato Tahun Baru mengatakan siap membuka pintu dialog dengan Korsel.
Baca juga : Pakistan Panggil Duta Besar AS Terkait Cuitan Trump
"Mungkin itu adalah hal baik. Mungkin juga tidak. Mari kita lihat!" kata Trump dalam kicauannya.
Sanctions and “other” pressures are beginning to have a big impact on North Korea. Soldiers are dangerously fleeing to South Korea. Rocket man now wants to talk to South Korea for first time. Perhaps that is good news, perhaps not - we will see!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 2, 2018
Sebelumnya 23 Desember 2017, Dewan Keamanan PBB mengesahkan resolusi sanksi yang disusun oleh Washington.
Dalam sanksi tersebut, impor minyak Korut dibatas 500.000 barel per tahun.
Kemudian, setiap warga negara Korut yang bekerja di luar negeri harus kembali pulang dalam waktu 24 bulan sejak resolusi dikeluarkan.
Dunia juga diharuskan menghentikan impor barang-barang dari Korut seperti mesin atau peralatan listrik.
Sanksi itu diterbitkan setelah Korut menguji coba rudal balistik antar-benua (ICBM) terbarunya, Hwasong-15, 29 November 2017.
Hwasong-15 itu diklaim bisa menghancurkan daratan manapun di AS.
Usai peluncuran tersebut, Kim kemudian menyebut Korut telah layak disebut sebagai negara nuklir yang sejajar dengan AS maupun Rusia.
Baca juga : Putin dan Trump Bahas Korea Utara Melalui Sambungan Telepon
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.