VATICAN CITY, KOMPAS.com — Paus Fransiskus ingin mengingatkan kembali bahaya senjata nuklir melalui sebuah foto yang diambil pada tahun 1945. Foto tersebut menggambarkan seorang anak yang menjadi korban selamat serangan bom atom di Nagasaki.
Atas permintaan dari Paus Fransiskus, Vatikan mencetak dan menyebarkan sebuah foto yang menggambarkan seorang anak Jepang tengah menggendong adiknya yang sudah meninggal untuk dikremasi.
Di bagian belakang foto terdapat tulisan yang sepertinya adalah judul foto tersebut, yaitu "Buah Peperangan".
Foto yang diambil pada tahun 1945 itu merupakan karya seorang fotografer Angkatan Laut AS, Joe O'Donnell. Foto itu diambil tak lama setelah Amerika menjatuhkan bom atom ke Jepang di pengujung Perang Dunia II.
Baca juga: Paus Fransiskus: Jangan Padamkan Harapan Para Imigran dan Pengungsi
Adapun pada sisi belakang foto yang akan disebarkan Vatikan terdapat tanda tangan Paus Fransiskus dengan tambahan keterangan foto.
O’Donnell menghabiskan waktu empat tahun dalam mendokumentasikan dampak serangan bom AS di Nagasaki dan Hiroshima.
Foto-foto karyanya salah satunya diedarkan oleh kantor pers Vatikan menjelang hari Perdamaian Dunia Gereja Katholik Roma yang dirayakan setiap tanggal 1 Januari.
Analis Vatikan John Allen mengatakan, apa yang dilakukan Paus konsisten dengan upayanya semenjak dia terpilih untuk selalu menyuarakan perlawanan terhadap apa yang saat ini disebut dengan "Perang Dunia Ketiga".
Baca juga: Beri Pesan Natal, Paus Fransiskus Serukan Perdamaian di Yerusalem
Dalam pidato Tahun Baru di hadapan 40.000 orang di lapangan Santo Petrus, Paus juga mengkritik rencana Trump yang ingin membangun tembok di perbatasan AS dengan Meksiko.
Paus menyampaikan, politisi yang memicu ketakutan akan para migran dapat menabur tindak kekerasan dan juga rasisme.
Paus Fransiskus menggambarkan para migran dan pengungsi sebagai mereka yang paling lemah dan paling membutuhkan.
"Tolong, janganlah kita padamkan harapan yang ada di hati mereka. Janganlah kita hilangkan harapan mereka akan perdamaian," kata Paus Fransiskus.
"Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan kedamaian. Banyak dari mereka rela mempertaruhkan nyawa, melakukan perjalanan yang panjang dan berbahaya, menghadapi ketegangan dan penderitaan," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.