Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2017, Tahun Paling Aman bagi Penerbangan Sipil di Dunia

Kompas.com - 02/01/2018, 12:08 WIB
Veronika Yasinta

Penulis


AMSTERDAM, KOMPAS.com - Sepanjang tahun lalu, orang-orang banyak menggunakan armada penerbangan untuk berpergian ke berbagai tempat.

Pada tahun lalu pula menjadi tahun paling aman yang pernah tercatat dalam sejarah bagi penumpang pesawat di seluruh dunia.

Dilansir dari The Independent, Senin (1/1/2018), konsultan penerbangan berbasis di Belanda, To70, telah merilis Tinjauan Keselamatan Penerbangan Sipil 2017.

Ulasan itu melaporkan dua inisiden kecelakaan penerbangan yang fatal, keduanya melibatkan pesawat turboprop kecil dengan kematian 13 korban.

Tidak ada pesawat penumpang dengan mesin jet yang jatuh di wilayah mana pun, di dunia.

Baca juga : Saran Indonesia untuk Organisasi Penerbangan Sipil Dunia

Dua kecelakaan yang terjadi pada Malam Tahun Baru 2018 merupakan pesawat amfibi di Sydney yang menewaskan enam orang, dan pesawat Cessna Caravan yang jatuh di Kosta Rika dengan korban jiwa sebanyak 12 orang.

Keduanya tidak masuk dalam perhitungan laporan To70 karena memiliki bobot di bawah 5.700 kg.

Kecelakaan fatal pertama yang tercatat dalam laporan tersebut terjadi pada Oktober 2017. Pesawat Embraer Brasilia yang beroperasi sebagai ambulans udara di Angola mengalami kecelakaan.

Pilot kehilangan kendali setelah mesin mengalami kerusakan. Tujuh orang dilaporkan tewas, termasuk pasien yang dibawa.

Baca juga : Kecelakaan Pesawat di Kosta Rika Diduga karena Angin Kencang

Pada November 2017, sebuah pesawat buatan Ceko, Let 410 milik maskapai Khabarovsk Airlines mengalami tabrakan saat mendarat di Nelkan, wilayah paling timur Rusia.

Enam orang tewas dalam kecelakaan tersebut. Bocah perempuan berusia empat tahun menjadi satu-satunya penumpang yang selamat.

Kecelakaan dengan korban tewas tertinggi terjadi di Bishkek, ibu kota Kirgistan, ketika sebuah Boeing 747 milik ACT Airlines gagal mendarat di landasan pacu dan menubruk sebuah desa di dekat bandara. 35 orang dan empat awak pesawat dilaporkan tewas.

Pesawat dengan mesin jet juga menewaskan seorang turis yang berdiri di dekat landasa pacu di bandara Saint Maarten, kepulauan Karibia.

Pesawat Maskapai Penerbangan Internasional Pakistan (PIA) di Bandara Internasional Alama Iqbal di Lahore.Reuters via Arabnews Pesawat Maskapai Penerbangan Internasional Pakistan (PIA) di Bandara Internasional Alama Iqbal di Lahore.

Risiko tetap ada

Ketua riset laporan tersebut, Adrian Young mengatakan sepanjang tahun lalu, kemungkinan pesawat terlibat dalam kecelakaan fatal sebesar satu banding 16 juta.

"Risiko terhadap penerbangan sipil tetap tinggi seperti yang ditunjukkan oleh kecelakaan non-fatal," katanya.

Pernyataannya merujuk pada insiden hilangnya kipas inlet dan pelindung mesin pesawat milik Air France saat terbang di atas Greenland pada September 2017.

"Pesawat itu terus terbang dengan aman ke bandara pengalihan dan terbang ke tujuan dengan perbaikan di tiga mesin," ucapnya.

Baca juga : Baterai Ponsel Tiba-tiba Terbakar Setelah Pesawat Lepas Landas

Laporan tersebut juga memperingatkan perangkat elektronik dalam tas menimbulkan potensi bahaya yang meningkat.

"Meningkatnya penggunaan baterai lithium-ion dalam elektronik menimbulkan risiko kebakaran pada pesawat terbang. Jika terbakar, baterai tersebut sulit dipadamkan," tambahnya.

Saat ini, maskapai di seluruh sedang melatih awaknya untuk menangani api di dalam kabin. Menurut Young, tantangan lain justru bagaimana bisa meyakinkan penumpang agar tidak membawa baterai itu ke dalam bagasi.

Sebagai perbandingan, pada 2016, sebanyak 271 orang tewas dalam kecelakaan pesawat.

Baca juga : Ilmuwan Pakai Gelombang Suara untuk Lacak MH370 dan Ini Hasilnya

Pada 2015, sebanyak 471 orang tewas dalam empat kecelakaan pesawat fatal. Sementara, sebanyak 864 dilaporkan tewas dalam kecelakaan pesawat pada 2014, termasuk milik Malaysia Airlines, MH370, yang bangkainya belum ditemukan.

Inggris menjadi negara dengan keselamatan penerbangan terbaik dibandingkan negara besar lainnya. Tidak ada kecelakaan fatal yang melibatkan maskapai asal Inggris sejak 1980-an.

Kecelakaan pesawat di Inggris terakhir kali terjadi pada 10 Januari 1989 yang menewaskan 47 orang.

Sebaliknya, sub-Sahara Afrika mencatatkan tingkat kecelakaan 44 persen lebih buruk dibandingkan rata-rata global berdasarkan penilaian dari Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com