Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2017, Tahun Paling Aman bagi Penerbangan Sipil di Dunia

Kompas.com - 02/01/2018, 12:08 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

"Risiko terhadap penerbangan sipil tetap tinggi seperti yang ditunjukkan oleh kecelakaan non-fatal," katanya.

Pernyataannya merujuk pada insiden hilangnya kipas inlet dan pelindung mesin pesawat milik Air France saat terbang di atas Greenland pada September 2017.

"Pesawat itu terus terbang dengan aman ke bandara pengalihan dan terbang ke tujuan dengan perbaikan di tiga mesin," ucapnya.

Baca juga : Baterai Ponsel Tiba-tiba Terbakar Setelah Pesawat Lepas Landas

Laporan tersebut juga memperingatkan perangkat elektronik dalam tas menimbulkan potensi bahaya yang meningkat.

"Meningkatnya penggunaan baterai lithium-ion dalam elektronik menimbulkan risiko kebakaran pada pesawat terbang. Jika terbakar, baterai tersebut sulit dipadamkan," tambahnya.

Saat ini, maskapai di seluruh sedang melatih awaknya untuk menangani api di dalam kabin. Menurut Young, tantangan lain justru bagaimana bisa meyakinkan penumpang agar tidak membawa baterai itu ke dalam bagasi.

Sebagai perbandingan, pada 2016, sebanyak 271 orang tewas dalam kecelakaan pesawat.

Baca juga : Ilmuwan Pakai Gelombang Suara untuk Lacak MH370 dan Ini Hasilnya

Pada 2015, sebanyak 471 orang tewas dalam empat kecelakaan pesawat fatal. Sementara, sebanyak 864 dilaporkan tewas dalam kecelakaan pesawat pada 2014, termasuk milik Malaysia Airlines, MH370, yang bangkainya belum ditemukan.

Inggris menjadi negara dengan keselamatan penerbangan terbaik dibandingkan negara besar lainnya. Tidak ada kecelakaan fatal yang melibatkan maskapai asal Inggris sejak 1980-an.

Kecelakaan pesawat di Inggris terakhir kali terjadi pada 10 Januari 1989 yang menewaskan 47 orang.

Sebaliknya, sub-Sahara Afrika mencatatkan tingkat kecelakaan 44 persen lebih buruk dibandingkan rata-rata global berdasarkan penilaian dari Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com