Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Rental Sepeda Jadi Ancaman Sosial di China

Kompas.com - 02/01/2018, 10:13 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Sky News

BEIJING, KOMPAS.com — Selama dua tahun terakhir, China mengalami pertumbuhan pesat jutaan sepeda yang disewakan dengan sistem bike-sharing.

Fenomena itu digambarkan sebagai sebuah revolusi hijau. Namun, kini sepeda-sepeda tersebut justru menjadi ancaman sosial.

Dilansir dari Sky News, Senin (1/1/2018), penyewaan sepeda tidak menggunakan skema konvensional, di mana sepeda harus dikembalikan ke lokasi tertentu.

Dengan sistem pemosisi global (GPS) yang aktif dan sebuah aplikasi ponsel, penyewa dapat memarkirkan sepeda di titik mana pun.

Akibatnya, pejalan kaki kesulitan berjalan di jalanan ibu kota karena sepeda ditinggalkan begitu saja di pinggir jalan dan jalur sepeda. Ada pula sepeda yang masuk ke sungai sedingin es. 

Baca juga: Akhir Tahun Ini, Tidak Ada Penjualan Gading Gajah di China

Bike-sharing sudah dapat diakses di lebih dari 160 kota di dunia, termasuk Inggris. Di China, persaingan pangsa pasarnya sangat ketat ditambah dengan regulasi yang longgar.

Perusahaan rental sepeda di China memang memiliki tim untuk menangani sepeda-sepeda itu dengan sistem intensif dan penalti.

Namun, selama tim berupaya menyingkirkan sepeda tersebut, ternyata sepeda yang terparkir sembarangan justru semakin bertambah.

Menurut pengakuan petugas rental sepeda, masyarakat tetap tidak melakukan imbauan yang diberikan perusahaan.

Baca juga: Di China, Bisa Beli Gedung Pencakar Langit di Toko Online

Di kota pesisir tenggara Xiamen, pemerintah telah mengumpulkan puluhan ribu sepeda yang terparkir secara ilegal. Tumpukan sepeda itu begitu besar hingga perlu alat berat untuk menjangkau bagian puncaknya.

Badan Pengaturan Kota menyebutkan, sejauh ini tidak ada perusahaan yang datang untuk mengambil kembali sepedanya. Badan itu memperkirakan ada sekitar satu sepeda untuk setiap 10 orang di kota tersebut.

Wang Jiangyan, Direktur Eksekutif Pusat Transportasi Keberlanjutan China, berpendapat, diperlukan sistem yang dapat melakukan analisis lebih akurat, sistem operasi yang lebih baik, dan sistem perpindahan pengguna yang tepat.

"Sepeda harus dipelihara dengan lebih baik. Jika rusak, perusahaan perlu memperbaikinya," katanya.

"Pemerintah perlu membuat aturan yang lebih ketat untuk membantu perusahaan lebih baik," tambahnya.

Ribuan sepeda yang diparkir secara ilegal sekarang disatukan di Xiamen, China. (Sky News) Ribuan sepeda yang diparkir secara ilegal sekarang disatukan di Xiamen, China. (Sky News)
Sepeda zombie

Sebelumnya, laman Asia Times menyebut jutaan sepeda yang terbengkalai itu sebagai "sepeda zombie".

Berdasarkan data dari pusat riset perdagangan elektronik China, ada lebih dari 60 perusahaan yang gulung tikar dalam dua tahun terakhir. Dalam beberapa kasus, uang deposit dari pengguna tidak dapat kembali.

Sepeda dari perusahaan yang bangkrut dibiarkan di jalanan dan tempat pembuangan sampah.

Berdasarkan data dari Asosiasi Sepeda China, sekitar dua juta sepeda siap dijalankan oleh 20 perusahaan pada 2016. Sementara, sepanjang 2017, ada 20 juta unit sepeda yang telah diluncurkan.

Baca juga: Arkeolog Temukan Cermin China Kuno Berusia 1.900 Tahun

Namun, selama enam bulan pertama pada tahun lalu, enam perusahaan rental sepeda, seperti Wukongbike dan 3V bike, mengalami kebangkrutan. Perusahaan gagal memperoleh pendapatan untuk membayar utang.

Media lokal China memperkirakan, sekitar 2 juta sepeda bike-sharing telah menjadi sepeda zombie, sementara lebih banyak perusahaan serupa yang menghadapi masalah likuiditas dengan kelebihan suplai sepeda.

Sepeda rusak dan tidak digunakan berada di jalanan dan bahu jalan sehingga menyebabkan masalah limbah bagi China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com