Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Anti-pemerintah Landa Iran, 2 Orang Dikabarkan Tewas

Kompas.com - 31/12/2017, 13:36 WIB

Bagaimana Awalnya Terjadi Demonstrasi?
Unjuk rasa pertama kali terjadi di utara kota Masyhad, kota terdapat kedua Iran, Kamis (28/12/2017).

Di sana, warga turun ke jalan untuk mengekspresikan kekecewaan atas harga barang yang terlalu tinggi dan kepada rezim Rouhani.

Selain itu, mereka juga mengungkapkan kemarahan karena pemerintah terlalu sibuk mengurusi urusan kawasan Timur Tengah dibanding negara mereka sendiri.

Antara lain, pemerintah dianggap menyuplai senjata kepada kelompok pemberontak Yaman, Houthi, yang kemudian diperangi koalisi pimpinan Arab Saudi.

50 orang kemudian ditangkap aparat Iran dengan tuduhan meneriakkan "seruan yang terlalu keras".

Baca juga : Dokter yang Diganjar Hukuman Mati di Iran Akui Jadi Mata-mata Israel

Protes kemudian menyebar di seluruh Masyhad, dan mulai menjalar ke beberapa kota seperti Qom serta Kermanshah.

"Musuh menggunakan isu ekonomi untuk memulai penghasutan," kata ulama terkemuka Ayatollah Mohsen Araki.

Demonstrasi besar-besaran itu merupakan kali pertama sejak 2009, atau pasca-pemilihan umum yang dianggap bermasalah.

Presiden Iran Hassan Rouhani (kanan) disambut oleh Paus Fransiskus di Vatikan, 26 Januari 2016. REUTERS Presiden Iran Hassan Rouhani (kanan) disambut oleh Paus Fransiskus di Vatikan, 26 Januari 2016.

Apa yang Dikeluhkan Masyarakat?
Protes yang dimulai akibat kondisi ekonomi dan korupsi telah berubah menjadi politis.

Slogan pertentangan tidak hanya ditujukan kepada Rouhani. Namun juga Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, dan aturan keagamaan.

Di Abhar, kawasan utara Iran, demonstran mulai membakar spanduk besar yang berisi foto Khamenei.

Sementara di kota Arak, Iran bagian tengah, para pemrotes dilaporkan telah membakar markas kelompok milisi Basij yang pro pemerintah.

Baca juga : Dubes AS untuk PBB Sebut Iran Sebarkan Konflik di Timur Tengah

Kebanyakan dari mereka meneriakkan slogan tentang betapa berkuasanya ulama, sementara rakyat hidup dalam kesusahan.

Sedangkan pengunjuk rasa yang lain menyerukan agar pemerintahan Rouhani tidak lagi memikirkan Suriah, dan mulai fokus mengurus rakyatnya.

Ketika menjanjikan kesepakatan nuklir 2015, Rouhani menyatakan hal itu bakal meningkatkan kondisi ekonomi.

Namun, meski sanksi internasional telah dicabut, tingkat pengangguran masih menembus angka 12,4 persen.

Baca juga : Iran Tegaskan Tak Bakal Toleransi Keputusan Trump soal Yerusalem

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com