TEHERAN, KOMPAS.com - Demonstrasi menentang pemerintah Iran memasuki hari ketiga Sabtu (30/12/2017).
Seperti diwartakan BBC Indonesia Minggu (31/12/2017), polisi mulai melakukan aksi represif untuk membubarkan unjuk rasa.
Di Dorud, berkembang sebuah rumor bahwa dua orang demonstran tewas ditembak oleh aparat keamanan.
AFP melansir, rumor yang begitu liar berkembang, ditambah larangan bepergian yang dikeluarkan pemerintah, dan pemadaman listrik terhadap hampir seluruh media membuat laporan tersebut sulit terkonfirmasi.
Selain itu, pemerintah juga memutuskan untuk memblokir internet secara sementara.
Baca juga : Koalisi Arab Klaim Sita Senjata Iran dari Pemberontak Houthi
Demonstran anti-pemerintah membalas dengan menyerang sebuah balai kota di pusat Teheran.
Diwartakan kantor berita konversatif, Mehr, para pengunjuk rasa membalikkan mobil polisi, dan mulai membakar bendera Iran.
Di Universitas Teheran, para mahasiswa terlibat bentrok dengan polisi, di mana mereka meneriakkan yel-yel yang mengejek rezim Presiden Hassan Rouhani.
Menteri Dalam Negeri Abdolrahman Rahmani Fazli menegaskan, para demonstran bakal ditindak tegas oleh polisi.
"Mereka yang merusak fasilitas publik, mengganggu ketertiban, dan melanggar hukum bakal bertanggung jawab dan membayar atas hal ini," ancam Fazli kepada televisi pemerintah, dikutip dari AFP.
AS Bereaksi
Amerika Serikat (AS), melalui Presiden Donald Trump langsung menanggapi aksi protes yang terjadi sejak Jumat (29/12/2017) tersebut.
Trump melakukan serangkaian kicauan di Twitter bahwa dunia memperhatikan segala perilaku rezim Rouhani terhadap rakyatnya.
"Seluruh dunia memahami bahwa rakyat Iran ingin perubahan, dan dibanding kekuatan militer AS, pemimpin Iran lebih takut terhadap rakyat mereka," ujar Trump di Twitter.
Baca juga : Rudal Houthi yang Ditembakkan ke Saudi Punya Ciri Khas Iran
The entire world understands that the good people of Iran want change, and, other than the vast military power of the United States, that Iran’s people are what their leaders fear the most.... pic.twitter.com/W8rKN9B6RT
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) December 30, 2017
Trump melanjutkan, rezim penindas tidak akan bertahan selamanya. Akan datang hari di mana rakyat Iran bakal menghadapi sebuah pilihan.
Oppressive regimes cannot endure forever, and the day will come when the Iranian people will face a choice. The world is watching! pic.twitter.com/kvv1uAqcZ9
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) December 30, 2017
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.