Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Sanksi AS, Facebook Tutup Akun Pemimpin Chechnya

Kompas.com - 29/12/2017, 14:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

GROZNY, KOMPAS.com - Kepala Negara Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, begitu meradang Sabtu pekan kemarin (23/12/2017).

Sebab, dia tidak bisa mengakses akun Facebook dan Instagram pribadinya.

Itu setelah Facebook memutuskan untuk menutup dua akun yang memiliki pengikut sekitar empat juta orang tersebut.

Kadyrov dikenal sebagai pemimpin yang gemar menggunakan media sosial.

Baik di Facebook atau Instagram, dia memposting kesehariannya seperti memeluk kucingnya, berolahraga, hingga menulis puisi bagi idolanya, Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga : Pemimpin Tertinggi Cechnya Nyatakan Keinginan Mundur

Dilansir New York Times Kamis (28/12/2017), nama Kadyrov masuk ke dalam daftar individu yang menerima sanksi dari Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS).

Kadyrov dianggap melakukan pelanggaran HAM, kejahatan, dan pembunuhan. Selain Kadyrov, dalam daftar yang dirilis 20 Desember itu, terdapat empat pejabat Rusia yang ikut disanksi.

"Kami memperhatikan akun itu masuk ke dalam sanksi AS. Karena itu, kami mempunyai hak legal untuk menutup akun tersebut," ujar jurubicara Facebook pernyataannya.

Kadyrov membalas pernyataan itu dengan mengatakan dia tidak peduli jika dimasukkan sanksi oleh pemerintahan Donald Trump.

Namun, Kadyrov menyayangkan Facebook tidak mengedepankan demokrasi dan hak pengikutnya dalam menerima informasi darinya.

"Apakah pengikut empat juta orang tidak ada artinya?" kecam tokoh yang dikenal sebagai loyalis Putin tersebut.

Tidak hanya Kadyrov, Rusia sebagai negara induk Cechnya juga menyuarakan hal sama.

Sejak dia menjadi Presiden Chechnya, sebelum diubah namanya menjadi Kepala Negara, pada 2009, Kadyrov dituding melakukan sekitar 300 pembunuhan.

Kebanyakan dari korban adalah orang-orang yang berseberangan dengan Kadyrov.

Antara lain jurnalis senior Rusia, Anna Politkovskaya, yang ditemukan tewas di lift apartemennya 2006.

Sejak dia menjadi Presiden Chechnya, sebelum diubah namanya menjadi Kepala Negara pada 2009, Kadyrov dituding melakukan sekitar 300 pembunuhan.

Kebanyakan dari korban adalah orang-orang yang berseberangan dengan Kadyrov.

Antara lain jurnalis senior Rusia, Anna Politkovskaya, yang ditemukan tewas di lift apartemennya 2006.

Baca juga : Tyson Bantah Bertemu Pimpinan Chechnya

 

Standar Ganda
Diwartakan New York Times, tidak semua sosok yang masuk ke dalam sanksi Kementerian Keuangan AS bakal ditutup akun Facebooknya.

Beberapa pemimpin bahkan masih bisa menggunakan akun media sosialnya untuk menyampaikan pesan politik.

Salah satunya adalah Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, yang disanksi oleh kementerian keuangan Juli lalu.

Maduro, yang disebut sebagai "diktator yang mengacuhkan keinginan rakyat Venezuela" itu masih bisa menayangkan langsung kegiatan politiknya di Facebook.

Selain Maduro, beberapa pejabat di kabinetnya juga bisa menggunakan Facebook. Antara lain Menteri Kebudayaan Venezuela Ernesto Villegas Poljak.

Selain itu, Wakil Presiden Tareck El Aissami juga masuk ke dalam bidikan sanksi Washington.

Facebook tidak berkomentar ketika New York Times menanyakan mengapa terjadi perbedaan dalam pemblokiran akun itu.

Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: Pemberontak Chechnya Duduki Teater di Moskwa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com