MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia menuduh Amerika Serikat tengah melatih para bekas pejuang ISIS di Suriah.
Tuduhan itu berdasarkan hasil pantauan satelit dan pesawat nirawak milik Moskwa yang melintas di atas markas militer AS di Suriah.
Kepala Jenderal Rusia Valery Gerasimov, dalam wawancara dengan surat kabar lokal, mengatakan tuduhan bahwa AS merencanakan gerakan untuk mengacaukan stabilitas di Suriah.
Menurut Gerasimov, sejumlah mantan pejuang ISIS terlihat berada di markas militer AS di Tanf, yang berada di perbatasan Suriah dengan Irak.
Baca juga: Rusia Siap Jadi Mediator antara AS dengan Korea Utara
Pangkalan militer tersebut oleh Rusia dianggap ilegal dan menjadi tempat bagi gerilyawan bertindak tanpa halangan.
"Mereka (bekas pejuang ISIS) benar-benar sedang dilatih di sana," kata Gerasimov dilansir New York Post, Rabu (27/12/2017).
Jenderal Rusia itu mengatakan, sejumlah pejuang ISIS yang pernah terlihat di Shadadi, terdeteksi berada di markas militer AS.
Kepada harian Komsomolskaya Pravda, Gerasimov mengatakan, AS melatih bekas ISIS yang sekarang menyebut diri mereka sebagai Tentara Suriah Baru atau bisa juga menggunakan nama lain.
"Mereka praktis adalah anggota ISIS. Namun sesuai dengan siapa mereka bekerja, mereka akan berganti tempat dan menggunakan nama lain. Tugas mereka adalah untuk mengacaukan situasi," tambah dia.
Baca juga: Rusia akan Perluas Markas Militer Permanen di Suriah
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan