NEW YORK, KOMPAS.com - Dewan Keamanan PBB secara bulat setuju untuk menjatuhkan sanksi lebih keras kepada Korea Utara, menyusul uji coba rudal balistik antarbenua baru-baru ini.
Resolusi yang disusun oleh Amerika Serikat ini mencakup langkah-langkah untuk mengurangi impor bensin negara itu hingga 90 persen.
China dan Rusia, mitra dagang utama Korea Utara, setuju akan resolusi tersebut.
Presiden AS Donald Trump menyambut baik resolusi tersebut. Dalam kicauannya di Twitter, Trump mengatakan dunia ingin "perdamaian, bukan kematian".
The United Nations Security Council just voted 15-0 in favor of additional Sanctions on North Korea. The World wants Peace, not Death!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 22 Desember 2017
Apa saja sanksi baru itu?
Ketegangan terus meningkat sepanjang tahun ini karena program nuklir dan rudal Korea Utara terus dikembangkan, dengan mengabaikan tekanan dari kekuatan dunia.
Administrasi pemerintahan Trump sedang mencari solusi diplomatik untuk masalah ini, dan merancang satu set sanksi baru ini. Dilansir dari BBC Indonesia, Sabtu (23/12/2017), berikut sejumlah sanksi baru yang diberikan ke Korea Utara.
-Impor produk bensin akan dibatasi 500.000 barel per tahun, dan minyak mentah 4 juta barel per tahun
-Semua warga negara Korea Utara yang bekerja di luar negeri harus kembali ke negara asal dalam waktu 24 bulan berdasarkan proposal resolusi, membatasi sumber vital mata uang asing
-Juga akan ada larangan ekspor barang-barang Korea Utara, seperti mesin dan peralatan listrik
Baca juga : AS Jatuhkan Sanksi ke Korea Utara Terkait Serangan WannaCry
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.