Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Konflik, Perubahan Iklim Juga Dorong Imigran Datangi Eropa

Kompas.com - 22/12/2017, 14:02 WIB
Veronika Yasinta

Penulis


BERLIN, KOMPAS.com - Ilmuwan mengklaim pemanasan global dapat mendorong gelombang kedatangan imigran menuju Eropa. Perubahan iklim itu turut andil dalam meningkatkan kemiskinan dan penderitaan di beberapa wilayah di dunia.

Dilansir dari Associated Press, Jumat (22/12/2017), para pakar telah lama memperingatkan dampak kenaikan suhu dan cuaca ekstrem yang bisa meningkatkan jumlah kemiskinan di negara-negara miskin.

Kemiskinan membuat banyak orang pergi mencari perlindungan di negara yang lebih kaya dan beriklim sedang.

Dalam penelitian yang diterbitkan Kamis (21/12/2017), di jurnal Science, peneliti memeriksa aplikasi permintaan suaka di Uni Eropa sepanjang 2000-2014, dari 103 negara di seluruh dunia.

Baca juga : Diserbu Imigran, Populasi Penduduk Australia Melonjak Tajam

Penelitian ini dilakukan dengan mengeleminasi faktor lonjakan migrasi ke Eropa dari negara yang dilanda perang seperti Suriah, Irak, dan Afganistan pada 2015, dan konflik politik di negara para imigran pada 2016.

"Kami menemukan hubungan yang signifikan secara statistik antara fluktuasi aplikasi suaka dan anomali cuaca," tulis laporan jurnal penelitian yang berbasis di Amerika Serikat itu.

Mereka menyimpulkan jumlah peningkatan aplikasi berasal dari negara dengan suhu menyimpang dari 20 derajat Celcius, sebuah level suhu terbaik untuk menanam tanaman.

Penduduk yang tinggal di wilayah dengan temperatur tinggi cenderung memilih pergi dari negaranya dan mencari suaka di negara lain, ketimbang dengan penduduk yang hidup di negara dengan temperatur rendah.

Baca juga : Pedagang Manusia di Libya Ungkap Jual Beli Budak Imigran

"Ini adalah studi pertama yang menarik kaitan antara suhu dan migrasi internasional dalam skala global, dan menemukan kaitannya," kata Jacob Schewe, peneliti di Institut Potsdam, Jerman, yang tidak terlibat dalam riset ini.

Penelitian yang memeriksa 351.000 aplikasi per tahun ini juga menunjukkan jumlah pencari suaka ke Uni Eropa dapat meningkat lebih dari seperempat dari total saat ini pada 2100.

Namun, jika emisi gas rumah kaca terus berlanjut pada level saat ini, permintaan suaka akan mencapai tiga kali lipat menjadi lebih dari 1 juta imigran  per tahun, hingga akhir abad ini.

Baca juga : Dalam 1 Hari, Pemerintah Italia Selamatkan 1.100 Imigran Asal Libya

Penulis riset ini, Wolfram Schlenker dan Anouch Missirian dari Univeristas Columbia, menyatakan studi mereka tidak memperhitungkan faktor lain, seperti konflik, yang dapat mempengaruhi jumlah aplikasi suaka.

Mereka berpendapat perubahan iklim harus dilihan sebagai "pengganda ancaman" yang dapat meningkatkan faktor lain, yang menyebabkan orang meninggalkan rumah, termasuk faktor perang, tekanan ekonomi, dan kelaparan.

"Jika cuaca panas terjadi permanen di masa depan, Anda tidak akan pernah mendapatkan hasil panen yang bagus, sehingga Anda mungkin memilih pindah," katanya Schlenker.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com