Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Separatis Menang di Pemilu Catalonia

Kompas.com - 22/12/2017, 11:14 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BARCELONA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Catalonia, Carles Puigdemont, sangat bersemangat ketika memberikan keterangan pers di Brussels, Belgia, Kamis (21/12/2017).

Sebab, partai pro-kemerdekaan mengklaim meraih suara mayoritas dalam pemilu Catalonia.

Partai Ciudadanos memang keluar menjadi partai pemenang. Dari 5,5 juta suara yang teregistrasi, partai pendukung persatuan dengan Spanyol itu meraup 1.101.574, atau 37 kursi di parlemen.

Namun, di posisi kedua dan ketiga, bercokol partai yang merupakan pro-kemerdekaan.

JxCat, partai pimpinan Puigdemont, meraih 34 kursi. Partai Republik Catalonia (ERC) yang dikomando oleh mantan wakil presiden Oriol Junqueras mendapat 32 kursi.

Baca juga : Jelang Pemilu Catalonia, Spanyol Larang Atribut Warna Kuning

Sementara CUP menerima empat kursi. Jadi, kelompok separatis total mengamankan 70 kursi di parlemen.

Jumlah itu melebihi batas minimal pembentukan pemerintahan di Catalonia yang berjumlah 68 kursi.

Adapun partai Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy, Partai Populer, harus puas dengan tiga kursi.

Ciudadanos sebagai pemenang pemilu memang berhak untuk membentuk pemerintahan.

Namun, pemerintahan yang dibentuk berpotensi minoritas, sehingga rawan terkena mosi tidak percaya dari para pendukung perceraian Catalonia dari Spanyol.

Karena itu, Puigdemont kini hanya tinggal melobi para pemimpin partai separatis untuk melihat kemungkinan mereka bisa menciptakan koalisi.

"Hari ini (Kamis), negara Spanyol telah dikalahkan. Mariano Rajoy telah tertampar wajahnya di hadapan rakyat Catalonia," kata Puigdemont dilansir The Independent.

Kini, rakyat Catalonia mendesak agar pro-kemerdekaan bisa membentuk koalisi pemerintahan secepatnya.

"Ini adalah kesempatan emas. Sebuah momen untuk menciptakan sebuah kemerdekaan setelah perjuangan panjang untuk mendapatkannya," ujar Bernat Oliveras.

Ketua dewan Kota Arenys de Munt, Josep Sanchez Camps sangat berharap semua pendukung separasi menanggalkan egonya.

"Akan sangat menyakitkan jika kami sampai gagal membentuk pemerintahan. Sementara Partai Populer maupun Sosialis berhasil direngkuh oleh Ciudadanos," ujar Camps.

Sebelumnya, pemilu 21 Desember muncul setelah Rajoy memutuskan membekukan status otonomi Catalonia melalui Artikel 155 Konstitusi 1978.

Pembekuan itu terjadi karena Puigdemont mendeklarasikan kemerdekaan Catalonia 27 Oktober lalu. Deklarasi itu muncul pasca-referendum yang digelar 1 Oktober.

Akibat pembekuan tersebut, Puigdemont dan empat menterinya harus mengasingkan diri di Brussels.

Sementara Junqueras dan beberapa pejabat Catalonia lain mendekam di penjara.

Mereka semua dituduh sebagai dalang intelektual upaya pemberontakan, penghasutan rakyat, dan menyalahgunakan jabatannya untuk meraup anggaran publik.

Baca juga : Belgia Resmi Tutup Kasus Ekstradisi Pemimpin Tersingkir Catalonia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com