Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/12/2017, 08:46 WIB
Veronika Yasinta

Penulis


TOKYO, KOMPAS.com - Uni Eropa dan 12 negara lainnya mengecam program perburuan paus di Samudera Antartika oleh Jepang.

Dilansir dari Japan Today, Selasa (19/12/2017), kecaman tersebut sekaligus menolak argumen Pemerintah Jepang yang menyatakan pembantaian secara tahunan itu merupakan program penelitian ilmiah.

Armada kapal penangkapan paus Jepang telah berangkat ke Samudera Antartika pada bulan lalu, dan berencana membunuh 333 ekor paus minke selama empat bulan.

Badan perikanan Jepang menyatakan, perburuan tersebut perlu dilakukan untuk mempelajari perilaku dan biologi paus. Namun, para kritikus mengatakan penelitian mematikan semacam itu tidak diperlukan.

Baca juga : Xiang Xiang, Bayi Panda yang Jadi Idola di Jepang

Beberapa pihak menyebut program itu sebagai penangkapan paus untuk kepentingan komersial yang terselebung.

"Kami bersama-sama merupakan oposisi terhadap penangkapan paus yang disebut untuk kepentingan ilmiah,"kata Uni Eropa dan beberapa negara lain dalam sebuah pernyataan.

Selain Uni Eropa, surat peringatan itu ditandatangani oleh Argentina, Australia, Brasil, Cile, Kosta Rika, Republik Dominika, Ekuador, Meksiko, Selandia Baru, Panama, Peru dan Uruguay.

Pada 2014, Mahkamah Internasional memerintahkan Pemerintah Jepang untuk mengakhiri perburuan regulernya di perairan Antartika, dengan menyebutkan proyek tersebut tidak memenuhi standar ilmiah konvensional.

Baca juga : MIrip Manusia, Paus dan Lumba-lumba Ternyata Juga Berbudaya

Kemudian, Jepang membatalkan perburuan paus pada 2014 hingga 2015. Namun, pada tahun berikutnya, dengan mengatasnamakan penelitian ilmiah, Jepang melanjutkan perburuan paus.

Komisi Perlindungan Paus Internasional (IWC) menegaskan program penelitian baru tersebut tidak ilmiah dan harus dihentikan.

"Keputusan Jepang untuk kembali ke Samudera Antartika bertentangan dengan permintaan IWC," tambahnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com