Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CIA Bantu Rusia Cegah Teror, Putin Ucapkan Terima Kasih ke Trump

Kompas.com - 18/12/2017, 08:38 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN


MOSKOW, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan terima kasih ke Presiden Amerika Serikat Donald Trump melalui sambungan telepon pada Minggu (17/12/2017) waktu setempat.

Dilansir dari CNN, Putin mengapresiasi kinerja Badan Pusat Intelijen AS (CIA) yang membantu menggagalkan rencana serangan teror di kota Saint Petersburg.

Badan Keamanan Federal Rusia mampu mencegah rencana serangan teror yang terinsipirasi dari kelompok ISIS dengan bantuan informasi yang diberikan oleh CIA.

Istana Kremlin menyatakan, Putin mengucapkan terima kasih kepada Trump atas informasi CIA mengenai serangan tersebut, yang direncanakan akan dilakukan pada Sabtu (16/12/2017) di Katedral Kazan, Saint Petersburg.

Baca juga : Putin dan Trump Bahas Korea Utara Melalui Sambungan Telepon

Sebanyak 7 anggota kelompok teror telah ditahan karena terlibat dalam skenario teror. Mereka terbukti membawa bahan peledak, senjata, dan literatur tentang aksi ekstremis.

"Informasi yang didapat dari CIA cukup untuk mencari dan menangkap penjahat," tulis Kremlin dalam sebuah pernyataan.

Putin meminta Trump untuk menyampaikan apresiasinya kepada Direktur CIA Mike Pompeo dan pejabat intelijen yang memperoleh informasi tersebut.

Dalam siaran pers yang dikeluarkan pada hari Minggu siang (17/12/2017) waktu setempat, Gedung Putih menyatakan, Trump menghargai panggilan tersebut dan menekankan pentingnya kerja sama intelijen untuk mengalahkan teroris di manapun berada.

"Kedua pemimpin sepakat bahwa ini berfungsi sebagai contoh positif yang dapat terjadi ketika negara kita bekerja sama," kata Gedung Putih.

Sambungan telepon pada Minggu (17/12/2017) merupakan yang kedua antara Trump dan Putin dalam tiga hari terakhir.

Sebelumnya, mereka berbicara melalui telepon pada Kamis (14/12/2017), untuk membahas hubungan AS-Rusia dan meningkatnya ketegangan terkait krisis nuklir di Korea Utara.

Hubungan keduanya pemimpin sangat rumit di tengah investigasi yang terus berlanjut mengenai keterkaitan Moskow dengan kampanye Trump pada pemilu presiden.

Biro Penyelidik Federal (FBI) menyebut Rusia mencoba mencampuri pemilihan presiden 2016 dalam upaya untuk membantu Trump terpilih menjadi presiden AS. Namun, Putin membantah tuduhan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com