Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Terorisme Peringatkan Ancaman dari Pejuang Asing ISIS

Kompas.com - 16/12/2017, 19:12 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sejumlah pakar terorisme memperingatkan ancaman kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) masih belum berakhir.

Ancaman yang paling nyata menurut pakar itu berasal dari anggota asing ISIS.

Kantor berita AFP mewartakan Sabtu (16/12/2017), tercatat 40.000 orang dari berbagai negara datang ke Irak dan Suriah ketika ISIS mendeklarasikan diri 2014.

Dari jumlah tersebut, dipercaya hanya tinggal ratusan anggota asing ISIS yang masih berjuang untuk mempertahankan diri di Suriah maupun Irak.

Namun, Direktur Pusat Kebijakan Pertahanan dan Keamanan Internasional Rand Corporation, Seth Jones, percaya jumlah yang selamat masih sangat banyak.

Baca juga : Intelijen Rusia Ungkap Sel ISIS yang Berencana Serang St Petersburg

"Isu utama adalah berapa jumlah pasti yang tewas? Berapa jumlah mereka yang masih berkeinginan bertempur atau menyerah? Saya tidak yakin kami punya jawabannya," kata Jones.

Jones pantas untuk khawatir. Sebab, jumlah anggota asing ISIS yang selamat maupun melarikan diri dari medan perang rata-rata sudah memiliki kemampuan tempur.

"Baik itu cara memegang senjata, menganalisa perang, maupun membuat bom," papar Jones.

Menunggu Waktu yang Tepat
Pakar terorisme dari Universtas Georgetown Amerika Serikat (AS), Bruce Hoffman, dalam konferensi Rabu (13/12/2017), memperkirakan anggota asing yang keluar dari zona perang mencapai ribuan orang.

"Kebanyakan dari mereka bersembunyi di Balkan. Mereka sengaja menahan diri, dan menunggu waktu yang tepat sebelum menyusup ke seluruh Eropa," tutur Hoffman.

Sementara Thomas Sanderson dari Pusat Studi Rencana Ancaman Strategis Trans-nasional dan Internasional memaparkan, beberapa anggota asing ISIS bergerak menuju zona perang lain.

Baca juga : RI Waspadai ISIS Menyusup ke Rakhine Lewat Pengungsi Rohingya

Sanderson mencontohkan, sekitar 80 anggota ISIS dari Maroko, Rusia, Arab Saudi, dan Yaman bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf ketika terjadi perang di Marawi, Filipina, Mei lalu.

Selain itu, pada Minggu pekan lalu (10/12/2017), warga Afghanistan melaporkan adanya orang-orang berbahasa Perancis di wilayah mereka.

Para eks anggota ISIS itu, baik berasal dari Perancis atau kawasan utara Afrika, dikabarkan mendirikan kemah di sana.

Sanderson menyatakan, mereka melirik zona perang seperti di Libya, Somalia, Yaman, di mana grup sejenis ISIS membuat kekacauan di sana.

Baca juga : Perempuan AS Gunakan Bitcoin untuk Danai ISIS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com