Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Keluarga di Myanmar Ditahan karena Siksa Pekerja Anak-anak

Kompas.com - 15/12/2017, 20:35 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP


YANGON, KOMPAS.com - Pengadilan Yangon telah menjatuhkan hukuman penjara kepada satu keluarga di Myanmar yang terbukti bersalah telah melakukan penyiksaan terhadap dua pekerja anak-anak.

Satu keluarga pemilik toko penjahit yang terdiri dari ayah, dua anak, dan seorang menantu dijatuhi hukuman dalam pengadilan yang digelar Jumat (15/12/2017).

Pemilik toko penjahit, Tin Thu Zar (58) dan putrinya Su Mon Latt (28) masing-masing dijatuhi hukuman penjara 16 tahun atas dakwaan perdagangan manusia, menyiksa anak di bawah umur dan menyebabkan luka fisik.

Menantu atau suami putrinya dijatuhi hukuman 13 tahun penjara, sementara saudara laki-lakinya dihukum 9 tahun atas dakwaan yang sama.

"Hakim mengatakan kami masih bisa mengajukan banding ke pengadilan daerah Yangon. Kami akan melakukannya setelah berdiskusi," kata kuasa hukum terdakwa Kyaw Win kepada AFP.

Baca juga: Seorang Ibu Diduga Aniaya Anak Remajanya Hingga Tewas

Korban, San Kay Khine dan Thazin, kini telah berusia 18 dan 17 tahun, sedangkan persidangan kasus sudah berlangsung selama lebih dari satu tahun.

Kedua remaja perempuan itu mendapat perlakuan kejam dari terdakwa yang juga adalah bosnya.

San Kay Khine mengalami cacat permanen pada jari-jari tangannya akibat dipatahkan oleh terdakwa.

Sedangkan Thazin memiliki sejumlah bekas luka yang tidak bisa hilang di tubuhnya.

"Saya memiliki bekas luka dari besi panas yang dicap di kaki saya dan bekas luka di kepala."

"Lalu ini luka dari pisau karena masakan saya tidak enak," kata Thazin sambil menunjuk bekas luka di hidungnya.

Myanmar menempati peringkat ketiga sebagai negara terburuk untuk pekerja anak-anak, di belakang Somalia dan Korea Utara, menurut indeks 2017 oleh analis risiko Verisk Maplecroft.

Anak-anak sering terlihat menjajakan barang di jalan-jalan di Yangon. Mereka juga tampak bekerja di kafe pinggir jalan dan kedai teh, bahkan bar.

Ribuan lainnya diduga bekerja di tempat tertutup dan menjadikan mereka sangat rentan terhadap eksploitasi.

Baca juga: Aniaya Anak dengan Ban Terbakar, Seorang Pria Dilaporkan ke Polisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com