UKHIYA, KOMPAS.com - Ketika pengungsi Rohingya mulai berdatangan ke Bangladesh, setelah konflik kekerasan meletus di Myanmar pada Agustus lalu, penduduk lokal bingung melihat mereka memanggul panel surya.
"Kami melihat mereka membawa panel surya, saya terkejut," kata Jashim Uddin, seorang penduduk di Ukhiya, di Cox's Bazar, Bangladesh.
Dilansir dari Straits Times, Jumat (15/12/2017), pejabat pemerintah Bangladesh di Ukhiya, Main Uddin, mengatakan panel surya terus dibawa oleh pengungsi Rohingya, saat melewati perbatasan yang dipenuhi dengan suara tembakan di perbatasan dan melintasi area ranjau darat.
Banyak etnis Rohingya yang melakukan perjalanan sulit melalui perbukitan dan jalan licin selama 5 hingga 15 hari. Namun, perjalanan berbahaya tersebut tidak menghalangi mereka untuk membawa panel surya.
Baca juga : Sebulan Pertama Kerusuhan, 6.700 Orang Rohingya Tewas
"Panel surya ini menyelamatkan hidupku," ujar Ayatullah, yang dulunya berprofesi sebagai penjaga toko, di pengungsian Taingkhali, Bangladesh.
Dengan panel surya itu, dia mengaku mampu melindungi diri dari serangan militer Myanmar.
"Mereka membunuh siapapun yang lewat. Kami bergantung pada informasi dari orang-orang mengenai rute yang aman, sehingga dibutuhkan telepon seluler untuk itu. Panel surya ini membantu kami mengisi ulang ponsel," katanya.
Selain memanggul panel surya, dia juga membawa beberapa potong pakaian. Ayatullah tak berpikir untuk membawa barang lainnya, selain panel surya.
Baca juga : Anak Etnis Rohingya di Kamp Pengungsi Bangladesh Alami Malnutrisi
Pengungsi menggunakan panel surya untuk menyalakan laptop, mengisi baterai ponsel, dan menyalakan lampu di malam hari, saat melakukan perjalanan berliku menuju Bangladesh.
Banyak pengungsi yang berpendapat panel surya akan sangat bermanfaat apabila mereka harus hidup di jalanan Bangladesh.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.