Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Negosiasi Brexit Terancam Stagnan

Kompas.com - 15/12/2017, 11:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky

BRUSSELS, KOMPAS.com - Pertemuan para pemimpin Uni Eropa (UE) di Brussels, Belgia, sejak Kamis (14/12/2017) hingga Jumat (15/12/2017) menjadi momen penghabisan Inggris.

Sebab, Perdana Menteri Theresa May hanya mempunyai waktu dua hari meyakinkan 27 pemimpin UE agar melanjutkan negosiasi perceraian Inggris dari UE (Brexit) ke tahap kedua.

Kalau tidak, proses negosiasi Brexit terancam jalan di tempat, sementara batas waktu perceraian Inggris dengan UE bakal terjadi pada 2019 mendatang.

Tahap kedua merupakan perundingan mengenai sistem perdagangan yang akan dipakai Inggris dan UE, serta kapan Brexit bakal resmi terjadi.

Adapun Jumat pekan lalu (8/12/2017), UE dan inggris sepakat dengan poin di dalam fase pertama.

Diwartakan Sky News Kamis (14/12/2017), ke-27 pemimpin UE tidak yakin dengan lobi yang dilakukan May sepanjang sesi makan malam resmi.

Baca juga : Inggris dan UE Sepakati Negosiasi Fase Pertama Brexit

Sebab, Rabu (13/12/2017), May baru saja mengalami kekalahan dalam rapat pembahasan Undang-undang Brexit dengan Parlemen Inggris.

Sebanyak 309 anggota parlemen menolak proposal Brexit yang diajukan May. Ironisnya, 11 di antaranya merupakan anggota Partai Konservatif yang notabene adalah kubu May.

Para penolak proposal Brexit itu beralasan, produk konstitusi yang dibuat pemerintahan May kurang mengakomodasi Inggris.

Menyikapi hal tersebut, para pemimpin Benua Biru mewanti-wanti tidak akan ada negosiasi ulang mengenai Brexit.

Presiden Luksemburg, Xavier Bettel berkata, May tidak bisa datang ke Brussels hanya untuk menyodorkan proposal Brexit baru.

"Hidup May tidak mudah. Setiap kali dia mencapai kesepakatan dengan UE, dia harus kembali ke Westminster hanya untuk melihat usahanya digagalkan," ucap Bettel.

Baca juga : PM Inggris Gelar Rapat Kabinet Terbatas Bahas Biaya Perceraian Brexit

Sementara Kanselir Austria, Christian Kern berharap Brexit bisa batal.

"Jika mereka berusaha untuk keluar dari UE, saya khawatir bakal menciptakan situasi domestik yang panas di Inggris," ucap Kern.

Dukungan yang sama disuarakan anggota Parlemen Eropa dari Jerman, Hans-Olaf Henkel.

Halaman:
Sumber Sky
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com