Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Lalu, Perdagangan Senjata di Seluruh Dunia Meningkat

Kompas.com - 12/12/2017, 15:07 WIB

STOCKHOLM, KOMPAS.com - Amunisi, tank, dan pesawat tak berawak, itulah yang paling diminati para pembeli senjata.

Volume perdagangan senjata dan perlengkapan militer secara global meningkat pada 2016, setelah lima tahun sebelumnya terus mengalami penurunan.

Menurut lembaga penelitian bisnis senjata Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), tahun lalu bisnis senjata meningkat 1,9 persen dibanding 2015.

Sebanyak 100 kelompok pedagang terbesar menjual senjata dan sistem pertahanan senilai 374,8 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 5.000 triliun.

Baca juga : Ekonomi Melemah, Perdagangan Senjata Global Melorot

Jika dibandingkan angka penjualan senjata pada 2002, maka tahun lalu terjadi peningkatan 38 persen.

Amerika Serikat menjadi negara yang paling banyak memproduksi dan menjual senjata ke berbagai belahan dunia.

Menurut SIPRI, penjualan dari perusahaan AS naik 4 persen pada 2016, dengan total 217,2 miliar dolar AS.

Peningkatan angka penjualan tersebut antara lain didorong pembelian sistem senjata besar oleh negara lain.

Kelompok Lockheed Martin, produsen senjata terbesar dunia, melakukan bisnis besar dengan menjual pesawat tempur terbarunya F-35 ke negara-negara seperti Inggris, Italia atau Norwegia.

Namun, pelanggan terbesar Lockheed Martin tetap adalah Angkatan Udara Amerika Serikat.

Laporan tersebut juga menunjukkan, mayoritas senjata berasal dari perusahaan Amerika yaitu sebanyak 57,9 persen dari seluruh penjualan senjata global.

Baca juga : Penjualan Senjata Api Meningkat Drastis

Eropa Barat menempati posisi kedua (Inggris, 9,6 persen dan Perancis 5 persen), dan Rusia di posisi ketiga (7,1 persen).

Bisnis senjata dari Eropa Barat mencapai nilai 91,6 miliar dolar.

Krisis menguntungkan perdagangan senjata

Gambaran bisnis senjata di Eropa Barat bervariasi. Sementara perusahaan-perusahaan Perancis dan Italia menjual lebih sedikit senjata, perusahaan Jerman dan Inggris berhasil meningkatkan omset mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com