Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus Diguncang Teror, Trump Serukan Aturan Imigrasi yang Lebih Ketat

Kompas.com - 12/12/2017, 08:06 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP


NEW YORK, KOMPAS.com - Imigran asal Bangladesh, Akayed Ullah. meledakkan sebuah bom pipa buatan sendiri yang diikatkan ke tubuhnya, di stasiun kereta bawah tanah, di New York, Amerika Serikat, sehingga melukai tiga orang.

Namun, bomnya gagal meledak sesuai keinginannya, dan malah membuatnya terluka parah.

Dilansir dari AFP, Selasa (12/12/12) terkait teror New York, Presiden AS Donald Trump menyerukan aturan imigrasi yang lebih ketat. Menurutnya, aturan yang kendor saat ini memungkinkan banyak orang yang berbahaya bisa masuk ke AS.

"Serangan penyerangan massal hari ini di kota New York, merupakan serangan teror kedua di New York dalam dua bulan terakhir," katanya, melalui sebuah pernyataan.

Baca juga : Polisi New York: Terduga Pelaku Pengeboman Berasal dari Bangladesh

"Sekali lagi, ini menyoroti kebutuhan mendesak bagi Kongres untuk memberlakukan reformasi legislatif untuk melindungi rakyat Amerika," tambahnya.

Ullah melakukan aksi terornya padapada Senin pagi (11/12/2017) waktu setempat, ketika stasiun dipenuhi dengan keramaian orang.

Ledakan itu terjadi di stasiun bawah tanah, di bawah terminal bus Port Authority, tak jauh dari Times Square, seketika memicu kepanikan dan mengganggu perjalanan.

Ullah mendapatkan beberapa luka bakar di badan dan tangannya, sehingga dia harus dilarikan ke rumah sakit.

Akayed Ullah, meledakkan sebuah bom pipa buatan sendiri yang diikatkan ke tubuhnya, di stasiun kereta bawah tanah, di New York, Amerika Serikat, melukai tiga orang. (AFP) Akayed Ullah, meledakkan sebuah bom pipa buatan sendiri yang diikatkan ke tubuhnya, di stasiun kereta bawah tanah, di New York, Amerika Serikat, melukai tiga orang. (AFP)
Sementara, tiga korban lainnya menderita luka di telinga, kepala, dan keluhan ringan lainnya. Tak ada kerusakan pada bangunan stasiun bawah tanah.

Polisi yang menangkap pelaku mengatakan motif Ullah meneror warga New York pada pagi itu bertujuan untuk membalas serangan udara AS terhadap kelompok ISIS.

Ullah mengaku mendapat inspirasi dari plot teror Natal di Eropa. Dia juga memilih lokasi serangan di dekat poster Natal, di dinding stasiun kereta bawah tanah.

Baca juga : FBI: Saipov Minta Pajang Bendera ISIS di Kamar Rumah Sakit

Serangan bermobil di New York, Amerika Serikat, yang menewaskan 8 orang dan 11 orang terluka pada 31 Oktober 2017.

Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim pelaku teror New York, Sayfulloh Saipov, sebagai pejuangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com