Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irak Butuh Rp 1.354 Triliun Bangun Kembali Kota yang Dihancurkan ISIS

Kompas.com - 09/12/2017, 16:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Arab News

BAGHDAD, KOMPAS.com - Pemerintah Irak berusaha mencari dana untuk membangun kembali kota-kota yang berhasil direbut dari kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Pasukan pemerintah, yang didukung Amerika Serikat (AS), dan paramiliter Syiah, berhasil membebaskan 95 persen wilayah Irak dari ISIS.

Terakhir, pasukan gabungan berhasil merebut Kota Rawa pada 17 November lalu.

Rawa, yang terletak di lembah Sungai Eufrat itu diklaim sebagai basis pertahanan terakhir ISIS di Irak.

Dilansir Arab News Sabtu (9/12/2017), Menteri Perencanaan Irak, Salman Jumalili menyatakan, mereka membutuhkan dana setidaknya 100 miliar dolar AS selama 10 tahun ke depan dengan pinjaman dimulai pada 2018.

Baca juga : Irak Lancarkan Operasi Militer di Gurun untuk Usir ISIS

Jumlah itu setara dengan sekitar Rp 1.354 triliun.

Dalam rapat kabinet yang digelar Rabu (6/12/2017), Jumalili menyatakan dana itu tidak sekedar digunakan untuk rekonstruksi bangunan yang hancur karena perang.

Namun juga mengembangkan sekolah, rumah sakit, maupun mengaktifkan lagi denyut ekonomi di kota yang berhasil dibebaskan.

Selain itu, dana tersebut juga digunakan untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga yang masih masuk ke dalam usia produktif.

"Irak berharap kepada komunitas internasional untuk mendukung kami dalam merekonstruksi dan mengembangkan kota yang berhasil terlepas," kata Jumaili.

Uni Eropa (UE) pada Rabu telah menawarkan dana hibah sebesar 71 juta dolar AS, sekitar Rp 961 miliar.

Dana itu bakal digunakan untuk membangun sejumlah kawasan. Di antaranya Anbar, Salahuddin, Kirkuk, Niniveh, dan Diyala.

Sementara Duta Besar AS untuk Irak, Douglas Silliman, menyatakan Washington tengah mengupayakan dana hibah internasional hingga 115 juta dolar AS, atau Rp 1,5 triliun.

Dalam pernyataan resmi, kementerian perencanaan Irak bakal menggelar sebuah konferensi untuk mencari bantuan dari negara atau lembaga yang bersedia menjadi donor rekonstruksi.

Namun, Arab News melansir, tantangan terbesar yang kini tengah dihadapi pemerintahan Perdana Menteri Haider al-Abadi adalah memulangkan warganya yang menjadi pengungsi di sejumlah negara Arab.

Diperkirakan, ada sekitar 2,9 juta rakyat Irak yang lari ketika ISIS menguasai negara tersebut pada 2014.

Baca juga : Tentara Irak Rebut Kota Terakhir yang Diduduki ISIS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Arab News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com