Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok dengan Aparat Israel, 1 Warga Palestina Tewas

Kompas.com - 08/12/2017, 22:25 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

GAZA CITY, KOMPAS.com - Bentrokan yang terjadi antara aparat keamanan Israel dengan warga Palestina memakan korban.

Jumat (8/12/2017), Kementerian Kesehatan Jalur Gaza mengonfirmasi terdapat seorang warga Palestina yang tewas tertembak saat kerusuhan.

Korban bernama Mahmoud al-Masri. Pria 30 tahun itu tewas saat kerusuhan pecah di Khan Younes, sebelah selatan Jalur Gaza.

"Aparat keamanan Israel terpaksa menembak orang itu karena dianggap sebagai penghasut utama kerusuhan," demikian keterangan dari kementerian seperti dilansir AFP.

Baca juga : 10 Fakta Singkat Yerusalem, Kota yang Diperebutkan sejak Zaman Dulu

Sementara Bulan Sabit Merah menyatakan, mereka merawat 271 korban luka akibat bentrokan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Di Tepi Barat, kerusuhan pecah di Hebron dan Betlehem dengan satu orang dilaporkan terluka tertembus peluru tajam.

Di Jalur Gaza, 20 orang dirawat karena terluka terkena peluru karet dan gas air mata.

Al Jazeera memberitakan, protes dimulai pasca-shalat Jumat di sekitar Kota Tua Yerusalem.

Mereka meneriakkan kecaman terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel Rabu (6/12/2017).

Para pengunjuk rasa juga membentangkan bendera Palestina. "Meski begitu, suasana demonstrasi berlangsung lebih tertib," demikian reportase Al Jazeera.

Eskalasi yang Membahayakan
Trump yang mengumumkan pengakuan terhadap Yerusalem, dengan mengabaikan kecaman komunitas internasional, telah merusak kebijakan luar negeri AS selama berpuluh-puluh tahun.

Pengakuan ini menuai kutukan dari dunia, yang menyebutnya sebagai "eskalasi yang membahayakan", dan mengakhiri negosiasi damai antara Israel dan Palestina.

Baca juga : Pernyataan Konsultasi dengan Indonesia Terkait Yerusalem Ternyata Salah Terjemahan

Perwakilan Uni Eropa (UE) untuk Urusan Luar Negeri, Federica Mogherini, berujar bahwa keputusan Trump bakal membawa dunia ke dalam masa kekelaman.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson berujar, pemindahan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem tidak akan selesai dalam dua tahun ke depan.

"Presiden menginginkan agar pemindahan ini berlangsung mulus, tapi konkret," kata Tillerson di Paris, Perancis.

Kamis (7/12/2017), pemimpin Hamas, Ismail Haniya menyerukan kepada rakyat Palestina agar melakukan "Intifada".

"Pengakuan ini telah membunuh Perjanjian Oslo, dan membunuh proses perdamaian," kecam Haniya.

Baca juga : Hamas Serukan Palestina Lakukan Intifada

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com