SANAA, KOMPAS.com - Milisi Houthi menolak permintaan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk menyerahkan jenazah mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang tewas dalam serangan pada Senin (4/12/2017) lalu.
Informasi dari sumber yang terlibat dalam serangan di Sanaa telah mengonfirmasi bahwa ICRC bersama dengan organisasi internasional lainnya yang ada di Yaman meminta milisi Houthi menyerahkan jasad Saleh.
Selain itu juga meminta pengembalian sejumlah jasad dari anggota partainya yang menjadi korban serangan di Sanaa pekan lalu. Namun, permintaan dari organisasi tidak dapat dipenuhi.
Baca juga: Anak Mantan Presiden Yaman yang Terbunuh Serukan Balas Dendam
Dilaporkan situs berita di Yaman dan dilansir Al Arabiya, sumber itu menyampaikan alasan penolakan milisi Houthi.
Dikatakannya, kelompok Houthi ingin melakukan penyelidikan sendiri bersama dengan Jaksa Agung.
Seorang pemimpin senior di Partai Kongres Rakyat Umum menyatakan beberapa kali upaya mediasi dan intervensi kesukuan gagal mencapai kesepakatan sebelum akhirnya mereka meminta ICRC untuk terlibat.
Dengan harapan kelompok milisi Houthi bersedia memberitahukan tempat jenazah Saleh disimpan dan menyerahkannya.
Hingga saat ini, memang tidak diketahui di mana jasad mantan presiden Yaman itu disimpan, setelah bukti kematiannya juga hanya berdasarkan rekaman video yang diberikan anggota milisi.
Dilaporkan sebelumnya, milisi Houthi memberikan sejumlah persyaratan jika ingin jenazah Saleh dikembalikan.
Di antaranya, mereka menuntut jenazah Saleh tidak dimakankan di halaman Masjid al-Saleh di Sanaa, tapi cukup di kampung halamannya di Sanhan.
Baca juga: Demi Kuasai Saluran TV, 41 Jurnalis Disandera Houthi di Yaman
Selain itu, mereka meminta untuk tidak dilakukan upacara pemakaman umum.
Sebelumnya, aksi protes yang dilakukan demonstran wanita telah digelar pada Rabu (6/12/2017) untuk meminta pengembalian jasad sang mantan presiden.
Namun aksi protes justru dibubarkan paksa milisi Houthi yang menyerang dan menahan sejumlah demonstran.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.