Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang 2017, 76 Kapal Korea Utara Karam di Jepang

Kompas.com - 08/12/2017, 16:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Sepanjang 2017, dilaporkan 76 kapal nelayan karam yang diduga membawa rakyat Korea Utara (Korut) karam di pantai Jepang.

Dilansir New York Post Kamis (7/12/2017), 28 kapal di antaranya karam sepanjang November.

Kasus terakhir terjadi pada 27 November. Saat itu, penjaga pantai Jepang menemukan kapal karam di Pantai Miyazawa, Prefektur Akita.

Di dalam kapal tersebut, polisi pantai Jepang menemukan kerangka delapan manusia.

Kapan itu kebanyakan ditemukan dalam keadaan tanpa awak, atau kru telah tewas dan menjadi kerangka.

Dalam dua pekan terakhir November, Jepang melaporkan adanya tujuh kapal yang mendarat di Pantai Akita.

Baca juga : 12 Nelayan Korea Utara Hilang di Laut Jepang

Pada 24 November, polisi laut Jepang menemukan, dan menahan delapan nelayan asal Korut.

Kedelapan nelayan itu mengaku kapalnya mengalami kerusakan mesin. Setelah ditahan selama sepekan, mereka diserahkan kepada bagian imigrasi di Nagasaki Sabtu (2/12/2017).

Total dalam 2017, 18 nelayan dari Korut dikabarkan berada di Jepang. Jumlah ini terbanyak dalam lima tahun terakhir.

Rata-rata para nelayan itu mengaku kapal mereka mengalami kerusakan, dan tersapu ombak di barat laut Jepang ketika mencari ikan.

Begitu banyaknya kapal yang karam memantik rasa heran dari warga Akita bernama Kazuko Komatsu.

"Saya heran mengapa kapal itu datang dalam waktu yang hampir berdekatan," beber perempuan 66 tahun tersebut.

Baca juga : Kapal-kapal Hantu Berisi Jenazah Tiba di Pantai Jepang

Korea Utara, lanjut Komatsu, merupakan negara yang misterius. "Saya tidak tahu apakah mereka memang melarikan diri ataukah sengaja mengarahkan kapal mereka ke Jepang," lanjutnya.

Tidak sedikit yang memandang karamnya kapal-kapal itu merupakan upaya rezim Kim Jong Un memata-matai Jepang.

Koran lokal Yurihonjo, Akita Sakigake Shimpo memberikan headline yang berjudul "Apakah Mereka Mata-mata?"

Sementara warga Yurihonjo bernama Mariko Abe menuturkan, dia curiga Korut sengaja mengirim warganya untuk menculik orang Jepang.

Apalagi, pada dekade 1960-1980, polisi Akita mengklaim telah menahan intelijen Korut yang menyusup ke sana.

Namun, dugaan itu dibantah oleh Profesor Politik di Universitas Seigakuin, Satoru Miyamoto.

"Jika mereka berniat untuk menyelidiki Jepang, seharusnya mereka datang dengan kapal yang lebih baik," terangnya.

Miyamoto menduga, warga Korut yang ditemukan baik hidup maupun mati merupakan nelayan yang benar-benar berniat mencari ikan untuk menyambung hidup.

"Namun, mereka tidak berpengalaman. Jadi, ketika mereka masuk ke ombak ganas dengan kapal kayu, nelayan itu tidak mampu mengatasi," papar Miyamoto.

Baca juga : Kapal Hantu Terdampar di Jepang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com