Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Mantan Presiden Yaman yang Terbunuh Serukan Balas Dendam

Kompas.com - 06/12/2017, 13:49 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

SANA'A, KOMPAS.com - Putra Ali Abdullah Saleh, mantan Presiden Yaman yang dibunuh kelompok Houthi Senin (4/12/2017), menyerukan balas dendam.

Ahmed Ali Saleh, mantan komandan Garda Republik, telah menetap di Uni Emirat Arab (UEA) sejak 2013.

Dia mengajak para loyalis Saleh, dan rakyat yang tidak menginginkan keberadaan Houthi untuk mengangkat senjata serta mengusir mereka dari Yaman.

Apalagi, sepupunya sekaligus penasihat militer Saleh, Tareq Mohammed Abdullah Saleh, tewas Selasa (5/12/2017).

Tareq tewas setelah terluka terkena granat berpeluncur roket (RPG) yang ditembakkan oleh Houthi ke kendaraan lapis baja yang mengangkut dia dan pamannya.

Baca juga : Kematian Saleh Bawa Yaman ke Perang Saudara Baru?

Dilansir kanal televisi Al Ekhbariya via Al Jazeera, Ahmed berkata bakal memimpin sendiri penyerangan kepada Houthi.

Dia bersumpah bakal membersihkan Yaman dari kelompok yang diduga mendapat sokongan Iran itu hingga anggotanya yang terakhir.

"Darah ayah saya akan menjadi bel kematian di telinga Iran dan sekutunya," ucap Ahmed dalam televisi milik Arab Saudi tersebut.

Dengan tewasnya Tareq, otomatis kursi pimpinan Partai Kongres Rakyat Umum (GPC) bakal dipegang oleh Ahmed.

"Saat ini, waktu yang tersedia sangat sedikit. Jika mereka ingin Yaman terbebas dari Houthi, Ahmed harus kembali ke Yaman dan memimpin GPC dalam 48 jam ke depan."

Pernyataan itu dilontarkan Profesor Studi Timur Tengah di Universitas Grand Valley, Gamal Gasim.

Baca juga : Mantan Presiden Yaman Dikabarkan Terbunuh dalam Pertempuran di Sanaa

Tensi Mulai Menurun
Al Jazeera memberitakan, ketegangan di Sana'a, ibu kota Yaman, menurun.

Itu setelah koalisi pimpinan Saudi melancarkan 25 serangan udara selepas tengah malam.

Koordinator Kemanusiaan PBB di Yaman, Jamie McGoldrick berkata, serangan udara itu membuat keluarga yang ada di Sana'a mulai berani untuk keluar rumah.

"Momen ini bakal mereka gunakan untuk mencari perlindungan, dan obat-obatan bagi anak maupun anggota keluarga yang terluka karena perang," ujar McGoldrick.

Kepala Editor Yemen Post, Hakim al-Masmari menyatakan, serangan udara yang dilakukan Saudi mengakibatkan sembilan rakyat sipil tewas.

"Banyak rumah hancur akibat serangan itu. Terutama di dekat istana presiden," kata Masmari.

Liga Arab mengecam tindakan Houthi, dan menyebut mereka sebagai organisasi teroris.

"Semua ini dilakukan agar rakyat Yaman masuk ke dalam mimpi buruk," kata Ketua Liga Arab, Ahmed Abdul Gheit.

Baca juga : Houthi: Mantan Presiden Yaman Dibunuh karena Berkhianat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com