Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Saleh Bawa Yaman ke Perang Saudara Baru?

Kompas.com - 05/12/2017, 16:17 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

SANA'A, KOMPAS.com - Kematian mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, di tangan kelompok Houthi Senin (4/12/2017) bakal membuat situasi di Yaman semakin tidak menentu.

Malah, beberapa pakar berpendapat Yaman bakal dibawa ke perang saudara baru.

Joost Hiltermann, Direktur Program Krisis Internasional di Timur Tengah berkata, perpecahan koalisi Saleh-Houthi, yang berujung tewasnya diktator 75 tahun itu, bakal berdampak pada konflik balas dendam.

Hiltermann memprediksi, partai Saleh, Kongres Rakyat Umum (GPC), bakal mengalami goncangan hebat.

Sebab, sebagian besar anggotanya akan berbalik menjadi anti-Houthi. "Tidak ada yang menang di konflik ini," kata Hiltermann kepada Al Jazeera Selasa (5/12/2017).

Baca juga : Terbunuh, Ini Sepak Terjang Mantan Diktator Yaman

Analis politik King's College London, Andreas Krieg, jangka pendek dari kematian Saleh, Yaman bakal menjadi negara yang semakin kacau balau dan tidak aman.

"Saleh merupakan sosok pemersatu Yaman. Membunuhnya sama saja dengan memecah kembali negeri itu," ujar Krieg. "Yaman bakal dibawa ke level baru perang saudara," imbuhnya.

Sementara Kepala Editor Yemen Post, Hakim al-Masmari, menyebut serangan koalisi pimpinan Arab Saudi bakal mengalami eskalasi.

"Sejak Saleh memutuskan mendukung Saudi, koalisi makin sering menyerang daerah yang dikuasai Houthi," beber Masmari.

Daerah yang diserang koalisi antara lain bandara yang terbengkalai, dan kementerian dalam negeri yang diduduki Houthi.

Apalagi, dengan kematian Saleh, opsi Saudi mengupayakan perdamaian di Yaman bakal semakin sedikit.

Akibatnya, Riyadh dan sekutunya bakal semakin gencar melancarkan operasi militer. "Rakyat jelas bakal sangat menderita," beber Hiltermann kembali.

Konflik Yaman pecah pada 2015 saat Houthi merebut Sana'a yang notabene ibu kota Yaman dan mulai bergerak ke selatan menuju Aden.

Akibat serangan itu, Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang diakui internasional terpaksa menyingkir.

Khawatir dengan pergerakan dan jumlah Houthi, yang diduga didukung Iran, Saudi dan sejumlah negara Arab yang menganut paham Sunni melakukan intervensi.

Baca juga : Houthi: Mantan Presiden Yaman Dibunuh karena Berkhianat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com