Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Swiss Siap Repatriasi Dana Hasil Korupsi Mantan Diktator Nigeria

Kompas.com - 05/12/2017, 11:16 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP


BERN, KOMPAS.com - Dana publik sekitar 321 juta dolar Amerika Serikat atau Rp 4,2 triliun yang dicuri mantan diktator Nigeria, Sani Abacha, disimpan di Luksemburg, Swiss, dan akan dikembalikan ke Nigeria.

Dilansir dari AFP, Selasa (5/12/2017), dana telah disita pengadilan Swiss pada akhir 2014. Pada Maret lalu, Swiss dan Nigeria sepakat untuk menandatangani persetujuan repatriasi dana tersebut.

"Sesuai dengan kebijakan pelunasan aset nasional yang diambil secara ilegal, Swiss telah sepakat dengan Nigeria dan Bank Dunia untuk mengembalikan hampir 321 juta dolar AS untuk masyarakat Nigeria," kata pemerintah Swiss dalam sebuah pernyataan.

Di bawah pemerintahan militernya, yang berkuasa mulai 1993 hingga kematiannya pada 1998, dia juga dituduh menggelapkan dana dari bank sentral Nigeria sebesar 2,2 miliar dolar AS.

Baca juga : Serangan Bom Bunuh Diri di Nigeria Tewaskan 17 Orang

Tindakan tersebut mendapat julukan dari AS sebagai "aksi kleptomania yang tak tahu malu".

Pernyataan pemerintah Swiss menyebut dana tersebut telah membeku dalam prosedur yang legal oleh jaksa penuntut umum Jenewa, melawan Abba Abacha, putra Sani Abacha.

Pengembalian dana tersebut akan didukung dan diawasi Bank Dunia, sekaligus perlunya gerakan untuk memperkuat keamanan sosial bagi masyarakat miskin di Nigeria.

Baca juga : Nigeria Gelar Penuntutan Massal untuk 1.670 Tahanan Terkait Boko Haram

Ketika kesepakatan itu diumumkan, Menteri Luar Negeri Swiss, Didier Burkhalter mengatakan, melawan aksi korupsi merupakan salah satu prioritas pemerintah Swiss.

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari yang telah memimpin pembersihan korupsi sejak berkuasa pada 2015, berjanji untuk memulangkan sejumlah uang yang telah dicuri selama bertahun-tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com