SANA'A, KOMPAS.com — Pemimpin kelompok pemberontak Houthi menyatakan, tewasnya mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh merupakan buah dari pengkhianatan.
Saleh tewas ketika Houthi menyergapnya di ibu kota Sana'a dalam sebuah pertempuran, Senin (4/12/2017).
Mobilnya ditembak roket peluncur granat ketika berada di jalanan Ma'rib.
Sementara Saleh ditembak di kepala oleh penembak jitu Houthi meski partai Saleh, Kongres Rakyat Umum (GPC), membantahnya.
Dalam siaran langsung lewat televisi Houthi, Al Masirah, via Al Jazeera, Selasa (5/12/2017), Abdul Malik al-Houthi menyebut pejuangnya membunuh Saleh karena dia dianggap berkhianat.
Minggu (3/12/2017), Saleh memutuskan mendukung koalisi yang dipimpin Arab Saudi.
Baca juga: Mantan Presiden Yaman Dikabarkan Terbunuh dalam Pertempuran di Sana'a
Dalam pernyataannya seperti dikutip ABC News, Saleh menyatakan siap menjalin hubungan dengan Saudi untuk menghentikan perang di Yaman.
"Saya menyerukan negara sahabat dan aliansinya untuk menghentikan agresi ini," ucap Saleh.
Dia membelot dari Houthi, sekutu yang telah membantunya sejak 2014.
"Hari ini (Senin) adalah momen kejatuhan para pengkhianat. Ini merupakan momen kelam bagi koalisi mereka," ujar Houthi tanpa menyebut Saleh secara spesifik.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan