Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Yaman Minta Masyarakat Bersatu Lawan Kelompok Pemberontak

Kompas.com - 05/12/2017, 07:53 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP


SANAA, KOMPAS.com - Bentrokan yang terjadi di ibukota Yaman, Sanaa, menewaskan mantan presiden Yaman, Ali Abdulah Saleh, yang dibunuh pemberontak Houthi pada Senin (4/12/2017).

Dilansir dari AFP, Presiden Yaman yang diakui secara internasional, Abedrabbo Mansour Hadi, meminta masyarakat Yaman untuk bersatu melawan kelompok Houthi.

"Mari bergandengan tangan untuk mengakhiri kekuasaan kelompok penjahat dan membuka babak baru untuk mengakhiri mimpi buruk Yaman," katanya dari Arab Saudi, di mana dia tinggal dalam pengasingan.

Dia juga meminta penduduk sipil untuk menjauh sekitar 500 meter dari kendaraan militer dan pertemuan kelompok Houthi.

Baca juga : Mantan Presiden Yaman Dikabarkan Terbunuh dalam Pertempuran di Sanaa

Kematian Saleh menandai titik balik dalam konflik yang membuat ribuan orang tewas, dan menjadi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Konflik ini juga makin menegangkan hubungan Timur Tengah, antara Arab Saudi dan Iran.

Kelompok Houthi mengumumkan kematian Saleh di stasiun televisi milik mereka, Al Masirah.

Saleh, mantan pemimpin Yaman yang memerintah dengan tangan besi selama tiga dekade. Dia juga telah bergabung dengan pemberontak Huthi pada 2014, saat mereka menguasai sebagian besar negara Jazirah Arab termasuk ibukota Sanaa.

Baca juga : Bentrokan Pecah di Yaman, Gedung Kedubes Iran Terbakar

Namun, aliansi tersebut terurai dalam sepekan terakhir, dengan pertempuran sengit di ibukota. Kemudian, Saleh ditembak mati oleh pejuang Houthi setelah dia melarikan diri dari kota.

Saleh terpaksa mengundurkan diri pada 2012, setelah pasukannya melakukan tindakan keras terhadap demonstrasi damai yang terinspirasi dari Arab Spring untuk menyerukan pengusirannya.

Saleh selamat dari perang saudara, sebuah pemberontakan di utara, pemberontakan Al Qaeda di selatan dan serangan bom pada Juni 2011 di istananya yang membuatnya terluka parah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com