Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus Buka Suara tentang Sikap Bungkamnya di Myanmar

Kompas.com - 04/12/2017, 12:26 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky

DHAKA, KOMPAS.com - Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus buka suara mengapa dia sama sekali tidak menyebut "Rohingya" ketika berkunjung ke Myanmar pekan lalu.

Selama lawatannya ke Myanmar 27-30 November, Fransiskus sama sekali tidak mengucapkan kata "Rohingya".

Melainkan menggantinya dengan "penghormatan terhadap setiap etnis dan identitasnya di Myanmar" serta "krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di negara tersebut".

Dia baru mengucapkan kata itu ketika dia berkunjung ke Bangladesh, tatkala menerima perwakilan Rohingya Jumat (1/12/2017).

Dilansir dari Sky News Minggu (3/12/2017), paus 80 tahun itu mengatakan, dia sengaja tidak mengungkit Rohingya selama di Myanmar.

Melainkan menunggu momen yang tepat sesampainya di Bangladesh.

Baca juga : Warganet di Myanmar Kecam Paus Fransiskus Gunakan Istilah Rohingya

Fransiskus menjelaskan, dia tidak ingin mempermalukan dua pemimpin Myanmar, panglima militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing dan Konselor Negara Aung San Suu Kyi, secara terang-terangan di depan publik dengan menyebut Rohingya.

"Saya bukan orang yang senang melakukan hal seperti itu," ucap Fransiskus sebelum dia menaiki pesawat Sabtu (2/12/2017).

Fransiskus melanjutkan, dia menempuh jalur dialog halus untuk membukakan mata Myanmar, cara seperti itu salah, dan tidak bisa diulangi di masa depan.

"Saya puas dengan dialog itu. Saya merasa pesan tersebut sampai kepada mereka berdua," papar Fransiskus.

Lebih lanjut, paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik itu berujar, dia sama sekali tidak menyalahkan Suu Kyi yang tetap bungkam meski mendapat kritikan deras.

Suu Kyi, pemenang Nobel Perdamaian 1991 itu hanya menyebut "krisis di Rakhine yang membuat mata dunia tertuju ke sana".

Fransiskus mengatakan, dia memahami Suu Kyi berada dalam posisi dilematis karena dia bukanlah pemegang kendali penuh atas pemerintahan Myanmar.

Junta militer, yang mengendalikan Myanmar selama lima dekade terakhir, masih berpengaruh dengan memegang sejumlah pos pemerintahan strategis.

Baca juga : Akhirnya, Paus Fransiskus Ucapkan Rohingya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Sky
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com