Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/12/2017, 09:35 WIB
Veronika Yasinta

Penulis


ERBIL, KOMPAS.com - Sekitar setengah dari total perempuan Yazidi yang diculik kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) masih hilang dan belum kembali.

Pada 2014, ISIS membunuh ribuan orang Yazidi di Sinjar dan menculik ribuan perempuan dari kelompok minoritas itu untuk menjadikan mereka sebagai budak seks.

Pejuang Kurdish yang didukung koalisi Amerika Serikat merebut Sinjar dari ISIS pada November 2015, sebelum pasukan keamanan Irak mengambil alih kawasan tersebut.

Pejabat tinggi kementerian urusan agama dari wilayah otonomi Kurdi di utara Irak, Khairi Bozani, menyebutkan, 6.417 orang Yazidi diculik ISIS sejak 3 Agustus 2014.

Baca juga : Akhirnya, PBB Turun Tangan Ungkap Genosida Yazidi oleh Teroris ISIS

Namun, hingga awal Desember 2017, hanya 3.207 yang terbebas atau melarikan diri dari penawan.

Masih ada 3.210 orang Yazidi, termasuk 1.507 perempuan yang masih ditahan oleh ISIS, atau menghilang.

Selain itu, 2.525 anak-anak Yazidi kini menjadi yatim piatu, sementara orangtua dari 220 anak masih mencari anak-anak mereka.

Sebelumnya, sebanyak 47 kuburan massal yang berisi jenazah dari orang Yazidi ditemukan sejak 2014.

Baca juga : Bagi ISIS, Perempuan Yazidi adalah Barang Dagangan dan Budak Seks

PBB juga menyebut pembunuhan besar-besaran terhadap orang Yazidi sebagai genosida, karena ISIS merencanakan aksi tersebut dan secara intensif memisahkan pria dan perempuan untuk mencegah kelahiran anak-anak Yazidi.

Etnis Yazidi berbicara dengan bahasa Kurdi, dan meyakini satu Tuhan yang menciptakan dunia dengan 7 sosok Kudus, dengan kudus yang terpenting Melek Taus, yang berjuluk Malaikat Burung Merak.

Sekitar 550.000 orang Yazidi hidup di Irak, namun sejak pembunuhan massal hanya tersisa 100.000 orang. Sementara 360.000 orang Yazidi telah berpindah dan tinggal di Kurdi Irak atau di seberang perbatasan Suriah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com