DHAKA, KOMPAS.com - Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus menyebut kebijakan era perang dingin terhadap penghindaran nuklir tidak lagi dapat berjalan, terlebih kepemilikan senjata nuklir oleh beberapa negara saat ini merupakan hal irasional.
"Persenjataan nuklir canggih berisiko menghancurkan manusia atau setidaknya sebagian besar manusia," katanya usai melakukan kunjungan ke Bangladesh, seperti dilansir dari The Telegraph, Minggu (3/12/2017).
Di tengah retorika kebencian yang memanas antara Amerika Serikat dan Korea Utara, Paus mengatakan konferensi perlucutan senjata nuklir pada bulan lalu sangatlah berisiko.
Dia menuturkan satu-satunya jalan yang layak untuk menghentikan potensi kehancuran karena nuklir, yaitu dengan perlucutan senjata nuklir secara total.
Baca juga : China Ancam Akhiri Program Pertukaran Pelajar dengan Korea Utara
"Saat ini, apakah logis untuk menyimpan persenjataan nuklir sebagai sebuah senjata? Atau untuk menyelamatkan dunia, untuk menyelamatkan umat manusia saat ini, bukankah semestinya kembali?" ucapnya.
Seperti diketahui, rezim Kim Jong Un di Korea Utara telah menembakkan rudal balistik antarbenua, Hwasong-15, pada Rabu (29/11/2017).
Tindakan tersebut disebut sebagai aksi provokasi yang tidak bisa ditoleransi. Pasalnya, Korut mengklaim misil tersebut mampu menjangkau seluruh daratan Amerika Serikat.
Uji coba misil terbaru ini dianggap sebagai sebuah tantangan terhadap Presiden AS Donald Trump setelah menjatuhkan sanksi baru terhadap Pyongyang dan menyebut Korut sebagai sponsor terorisme.
Baca juga : AS: Jika Terjadi Perang, Korea Utara Akan Hancur Lebur
Pasca-peluncuran Hwasong-15, Kim Jong Un mendeklarasikan bahwa Korut telah layak disebut "Negara Nuklir", bersanding dengan AS dan Rusia.
"Kini, tidak ada lagi yang bakal mengganggu kedaulatan, dan hak kita untuk berkembang," kata Wakil Ketua Komite Nasional, Pak Kwang Ho dalam pidatonya di hadapan rakyat Korut.
Kwang Ho melanjutkan, AS bakal "tertampar" karena terus-menerus mendesak komunitas internasional untuk memberi sanksi kepada mereka.emberi sanksi kepada mereka.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.