Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Jaga Sikap Tanggapi Uji Coba Misil Antarbenua Milik Korut

Kompas.com - 29/11/2017, 08:10 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP


WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Uji coba misil balistik antarbenua milik Korea Utara pada Rabu (29/11/2017) pagi waktu setempat, menjadi tantangan besar bagi Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Pasalnya, uji coba tersebut dilakukan setelah Trump memberikan sanksi baru kepada Korut, dan menyatakan negara pimpinan Kim Jon Un itu sebagai negara sponsor untuk aksi terorisme.

Dilansir dari AFP, Trump yang sebelumnya dipenuhi dengan api amarah terhadap Korut, terlihat sangat menjaga sikapnya menanggapi uji coba  misil balistik Korut.

"Saya hanya akan mengatakan, bahwa kami akan mengurunya," katanya di Gedung Putih.

Baca juga : Misil Terbaru Korea Utara Bisa Menjangkau Washington DC

"Ini merupakan situasi yang akan kami tangani," tambahnya tanpa rincian lebih lanjut.

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyebut, tes tersebut merupakan tindakan yang tidak dapat ditolerir dan merupakan aksi kekerasan.

Presiden Korea Selatan Moon Jae In juga mengutuk perilaku "ceroboh" Korea Utara dengan uji coba misil balistik antar benua.

Tes pada pagi hari waktu Korut itu merupakan uji coba balistik bersenjata nuklir Korut yang pertama, dalam lebih dari dua bulan terakhir.

Pentagon menyatakan misil balistik antarbenua tersebut telah terbang sejauh 1.000 km sebelum jatuh ke Zona Ekonomi Eksklusif maritim Jepang.

Baca juga : Setelah 2 Bulan Absen, Korea Utara Kembali Luncurkan Misilnya

AFP Uji Misil dan Nuklir Korea Utara
Direktur program keamanan di Union of Concerned Scientist, David Wright mengatakan misil itu terbang dalam sebuah lintasan standar yang dirancang untuk memaksimalkan daya jangkaunya.

Sehingga misil dapat memiliki daya jangkau maksimal sekitar 13.000 km, sementara jarak Korea Utara ke Washington DC hanya 11.000 km.

Sebelum meluncurkan misil pada Rabu, uji coba rudal Korut yang terakhir dilakukan pada 15 September 2017.

Atas jeda selama lebih dari dua bulan, beberapa berspekulasi Korut mungkin bersedia untuk melakukan negoisasi menuntaskan kebuntuan nuklir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com