Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/11/2017, 06:12 WIB
|
EditorErvan Hardoko

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara kembali meluncurkan sebuah misil balistik antarbenua (ICBM) pada Rabu (29/11/2017) pagi waktu setempat.

Uji coba misil terbaru ini dianggap sebagai sebuah tantangan terhadap Presiden AS Donald Trump setelah menjatuhkan sanksi baru terhadap Pyongyang dan menyebut Korut sebagai sponsor terorisme.

Ini merupakan uji coba misil ICBM pertama yang dilakukan Korea Utara dalam lebih dari dua bulan terakhir.

Perhitungan awal Pentagon menyebut misil yang diluncurkan Korea Utara ini terbang sejauh 1.000 kilometer sebelum jatuh di zona ekonomi eksklusif perairan Jepang.

Baca juga : Aktivitas Stasiun Peluncuran Misil Korut Dilaporkan Meningkat

"Kami akan mengatasinya," kata Presiden Trump menanggapi aksi terbaru Korea Utara itu.

Sedangkan PM Jepang Shinzo Abe menyebut uji coba itu sebuah langkah keras yang tak bisa lagi ditoleransi.

AFP Uji Misil dan Nuklir Korea Utara
Akibat peluncuran misil Korea Utara ini, Jepang, Amerika Serikat, dan Korea Selata meminta Dewan Keamanan PBB menggelar sidang khusus.

Sementara Menlu AS Rex Tillerson menekankan bahwa opsi diploatik untuk menyelesaikan isu nuklir Korea Utara masih "amat mungkin dan terbuka".

Ini adalah uji coba ketiga rudal Korea Utara, yang menurut teori, bisa mencapai daratan Amerika Serikat, meski para pakar mengatakan Pyongyang belum mengusasi teknologi yang memungkinkan misil berhulu ledak nuklir masuk kembali ke Bumi melalui lapisan atmosfer.

Pada September lalu, Korea Utara menggelar uji coba nuklir yang keenam sekaligus yang terkuat serta menembakkan misil jarak menengah yang terbang melintasi Jepang.

Setelah itu, Korea Utara lama tak melakukan uji coba misil sehingga menimbulkan harapan bahwa sanksi internasional mulai berdampak terhadap program nuklir Korea Utara.

Baca juga : Hawaii Siagakan Lagi Sirene Tanda Bahaya Serangan Misil


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com