NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Pasca-mendarat di Bandara Internasional Yangon Senin (27/11/2017), ada dua tokoh penting yang akan ditemui Paus Fransiskus
Pertama adalah panglima militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, kemudian pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.
Dikutip dari kantor berita AFP, Hlaing adalah orang yang paling bertanggung jawab atas operasi militer brutal di wilayah Rakhine, 25 Agustus lalu.
Berawal dari klaim operasi militer untuk membasmi teroris, 620.000 etnis Rohingya mengungsi ke Banglades.
Kebanyakan dari mereka berada di kamp penampungan Cox's Bazaar.
Di sana, Rohingya menceritakan kekejaman yang mereka terima dari serdadu Myanmar.
Baca juga : Tiba di Myanmar, Akankah Paus Fransiskus Gunakan Istilah Rohingya?
Selain pembakaran tempat tinggal dan pembunuhan, para perempuan Rohingya diperkosa secara beramai-ramai.
Karena itu, pertemuan dengan Jenderal Hlaing dianggap sebagai kebutuhan paling mendesak.
AFP mewartakan, pihak Vatikan memutuskan penjadwalan tersebut di menit-menit terakhir, dengan Fransiskus dan Hlaing bertemu pada Senin malam waktu setempat.
Kemudian Selasa (28/11/2017), Fransiskus baru bertatap muka dengan Suu Kyi.
Analis politik Myanmar, Richard Horsey, berkata dia khawatir jika Fransiskus bakal menggunakan kata "Rohingya".
Di Myanmar, Rohingya dikenal sebagai "Bengalis" atau imigran ilegal asal Banglades.
"Jika paus terlalu menekankan isu ini, maka dampaknya akan meningkatkan lagi tensi serta sentimen publik,"kata Horsey memperingatkan
Sementara itu, penganut Katolik Roma tak percaya mereka kedatangan kepala gereka mereka.
"Saya melihat paus. Saya sangat senang hingga menangis," ucap Christina Aye Aye setelah konvoi Paus Fransiskus melewatinya.
"Orang-orang berdatangan dari seluruh negeri untuk melihat beliau, meski hanya beberapa detik," beber Suster Genevieve Mu.
Rombongan melewati Pagoda Shwedagon hingga ke kediaman Uskup Agung Yangon, Kardinal Charles Maung Bo.
Baca juga : Dorong Penyelesaian Krisis Rohingya, Paus Fransiskus ke Myanmar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.