Dia menghindar dari para pelaku yang masih mencari korban yang masih hidup.
Dia bercerita dengan mengenakan perban putih di matanya yang terkena pecahan peluru. Korban selamat itu duduk di trotoar di luar ruang gawat darurat di Rumah Sakit Suez Canal University.
Dia kehilangan saudaranya dan keponakannya dalam peristiwa itu. Sementara putranya yang berusia 14 tahun mengalami patah kaki.
"Saya baru tahu tentang anak saya beberapa jam kemudian," kata dia.
Di luar dua rumah sakit utama di Ismailia, yang terletak di timur laut Kairo dan sekitar dua jam perjalanan dari kota pesisir Bir Al-Abed, orang-orang duduk di atas selimut. Mereka menunggu kabar tentang saudara-saudara mereka yang terluka.
Mereka tidak ingin disebut namanya karena takut pada ISIS. ISIS bisa menarget untuk membunuh keluarga mereka.
"Mereka bisa membunuh kita," kata seorang yang selamat.
Di Ismailia, masyarakat setempat berkumpul untuk membantu korban serangan tersebut.
Wessam Hassouna, seorang sukarelawan setempat, mengatakan bahwa orang-orang telah berkumpul untuk menyumbangkan darah. Lebih dari 15.000 kantong telah dikumpulkan.
Masjid Al Rawdah Sufi dikenal sebagai tempat kelahiran seorang ulama sufi. Hingga kini belum jelas motif penyerangan masjid tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.