Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macron ke Afrika Ketika Perbudakan di Libya Tuai Kecaman Global

Kompas.com - 27/11/2017, 10:44 WIB
Veronika Yasinta

Penulis


PARIS, KOMPAS.com — Presiden Perancis Emannuel Macron akan memulai kunjungan empat harinya ke Afrika pada Senin (27/11/2017) waktu setempat.

Dilansir dari The Guardian, Minggu (26/11/2017), kunjungan Macron berbarengan dengan meningkatnya kemarahan publik di seluruh benua itu terkait kegagalan kolektif politisi untuk berbuat banyak guna menekan perdagangan manusia dan lelang budak di Libya.

Sebelumnya, CNN merilis rekaman pelelangan budak di Libya yang menuai banyak kecaman dunia. Pejabat di Eropa mengklaim telah berulang kali memperingatkan tentang keadaan yang mengerikan di pusat imigran di Libya, termasuk terjadinya penganiayaan dan perbudakan.

Macron juga telah menyerukan perlunya pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pekan ini. Dia mengatakan, balai lelang budak merupakan kejahatan kemanusiaan.

Baca juga: Terekam, Pelelangan Budak Afrika Seharga Rp 5,4 Juta Per Orang

Kontras dengan seruan itu, kritikus menyebut Perancis telah mendukung penggulingan Moammar Khadafy pada 2011 sehingga menyebabkan Libya dipenuhi dengan anarki.

Kunjungan Macron ke Afrika akan dimulai dengan pidato di depan pemuda Afrika di Ouagadougou, Burkina Faso. Dia juga akan menghadiri KTT Uni Eropa-Afrika yang akan diselenggarakan pada Rabu dan Kamis pekan ini di Abidjan, Pantai Gading.

Sebelumnya, rekaman CNN menunjukkan para pembeli budak menawar harga para imigran di pesisir Libya. Mereka dijual dengan harga masing-masing 400 dollar Amerika Serikat atau Rp 5,4 juta.

Tidak hanya puluhan ribu imigran dari Afrika Barat, ada juga yang berasal dari Bangladesh, Somalia, Sudan, dan Eritrea. Mereka bertahan di tenda dan gudang di pantai Libya, berharap bisa mencapai Eropa.

Baca juga: Dalam 1 Hari, Pemerintah Italia Selamatkan 1.100 Imigran Asal Libya

Ketika gudang itu menjadi penuh sesak atau imigran tak dapat membayar perjalanan perahu menuju Italia, mereka akan dijual.

Sementara imigran yang dapat diselamatkan dan dibawa ke Italia mengungkapkan penyiksaan dan perkosaan yang dilakukan para pedagang manusia di Libya.

Dilansir dari VOA, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, awal pekan lalu, terkejut dan pelelangan itu harus diselidiki sebagai kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Kelompok-kelompok HAM juga mengecam Uni Eropa karena menekan Libya agar menghentikan arus imigran ke Eropa.

Ketua Uni Afrika Alpha Conde juga menyalahkan Uni Eropa yang menekan Libya untuk memastikan imigran tidak meninggalkan negara yang tidak punya pemerintahan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com