Sejak operasi militer yang dilakukan militer Myanmar terjadi 25 Agustus lalu, 620.000 etnis Rohingya mengungsi ke Banglades.
Di Banglades, mereka menceritakan kejamnya perlakuan militer. Di antaranya perkosaan perempuan yang dilakukan sedikitnya oleh lima orang tentara.
Atau temuan Amnesti Internasional bahwa Myanmar melakukan politik apartheid kepada Rohingya.
Temuan itu membuat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson, menyebut Myanmar tengah melakukan pembersihan etnis.
Kedutaan Besar AS kemudian mengeluarkan pengumuman resmi yang berisi pelarangan pejabat Negeri Paman Sam mengunjungi Rakhine.
Baca juga : Terkait Krisis Rohingya, Pejabat AS Dilarang Berkunjung ke Rakhine
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.