Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 70 Tahun, Kakek 102 Tahun dari Era Nazi Bertemu Keponakannya

Kompas.com - 23/11/2017, 10:12 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber ABC News


YERUSALEM, KOMPAS.com - Seorang kakek berusia 102 tahun yang juga salah satu penyintas dari tragedi Holocaust Nazi, mengira seluruh keluarganya tewas dalam Perang Dunia II.

Namun, hari itu menjadi berbeda bagi Eliahu Pietruzka. Dia tak kehilangan seluruh anggota keluarganya. Putra dari saudara kandungnya akan datang dari Rusia untuk mengunjunginya di Israel.

Dilansir dari ABC News, Rabu (22/11/2017), pertemuan mereka terwujud setelah pencarian menggunakan basis data silsilah di peringatan Holocaust Yad Vashem Israel.

"Saya tidak bisa tidur dua malam menunggumu," kata Pietruszka saat bertemu dengan keponakannya yang berusia 66 tahun, Alexandre Pietruzka.

"Kamu seperti ayahmu," tambahnya.

Baca juga : Kisah Perang: Stanley Hollis, Prajurit yang Tak Bisa Dibunuh Nazi

Dalam sebuah video, terekam keduanya saling mengecup pipi dan berpelukan. Air mata mengucur deras, menandakan rasa haru dan bahagia dalam pertemuan itu.

Eliahu Pietruzka melarikan diri ke Polandia pada 1939, ketika usianya 24 tahun. Dia meninggalkan orangtuanya dan adik kembarnya, Volf dan Zelig.

Kedua orangtuanya dan Zelig terbunuh oleh pasukan Nazi. Eliahu tahu adiknya yang lain, Volf, lolos dari situasi konflik di Polandia. Namun, dia mengira Volf sudah meninggal dalam sebuah penampungan di Siberia.

Namun, Volf bertahan dalam penampungan itu dan bekerja sebagai pekerja konstruksi di sebuah kota industri di Rusia, di Pegunungan Ural.

Kemudian, Volf mengisi sebuah halaman testimoni untuk mencari Eliahu, yang dipikirnya telah meninggal, di tugu peringatan Yad Vashem.

Baca juga : Helmy, Orang Arab yang Selamatkan Perempuan Yahudi dari Holocaust Nazi

Tugu peringatan itu telah ada sejak 1950-an. Namun, basis data secara online baru tersedia pada 2004.

Cucu Eliahu Pietruzka, Shakhar Smorodinsky, menerima surat elektronik dari sepupunya di Kanada, bahwa dia menemukan testimoni Volf di basis data Yad Vashem.

Kemudian, Smorodinsky melacak nomor telepon dan menghubungi Alexandre. Alexandre mengatakan, ayahnya, Volf, telah meninggalkan pada 2011.

"Saya telah menunggumu selama 70 tahun untuk bertemu dirimu," kata Eliahu.

Alexandre menyebut pertemuan keduanya sebagai momen yang ajaib.

"Saya tidak pernah berpikir ini akan terjadi," katanya, kepada Eliahu, pamannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ABC News


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com