Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Emmerson Mnangagwa, Sosok Potensial Pengganti Mugabe?

Kompas.com - 22/11/2017, 11:55 WIB

Skenario es krim

Peluang Mnangagwa untuk berkuasa di Zimbabwe tampaknya sirna setelah dia dipecat dari posisi sekretaris administrasi Partai Zanu-PF pada 2005.

Padahal, jabatan itu dapat membuat dia menempatkan para pendukungnya di posisi-posisi kunci partai.

Namun, peluang berikutnya muncul pada 2008 setelah Mugabe mengalami kekalahan pada putaran pertama pemilihan presiden dari pesaingnya Morgan Tsvangirai.

Mnangagwa kemudian menunjukkan kelihaiannya sebagai dalang kampanye politik Zanu-PF dengan menjalin koneksi militer dan intelijen.

Baca juga : Reaksi Dunia Sambut Pengunduran Diri Mugabe

Akibatnya, militer dan organisasi keamanan negara melakukan aksi kekerasan terhadap pendukung oposisi sehingga ratusan orang meninggal dunia dan ribuan lainnya mengungsi dari rumah mereka.

Tsvangirai kemudian menarik diri dari putaran kedua dan Mugabe terpilih kembali sebagai presiden.

Mnangagwa tidak pernah berkomentar mengenai tuduhan bahwa dia terlibat merencanakan aksi kekerasan tersebut.

Kendati demikian, seorang sumber di dalam divisi keamanan Partai Zanu-PF mengamini Mnangagwa merupakan tokoh penghubung militer, intelijen, dan partai.

"Dia mengurusi pendanaan partai, mengatur kampanye yang ada keterkaitannya dengan keamanan dan partai. Mugabe mendengar omongannya untuk segala hal," kata sumber tersebut.

Namun, belakangan itu semua berubah.

Persaingannya dengan istri presiden, Grace Mugabe, berujung pada sebuah peristiwa Agustus lalu.

Saat itu, Mnangagwa jatuh sakit dalam pawai politik dan harus diangkut ke Afrika Selatan untuk mendapat perawatan.

Baca juga : Robert Mugabe Mundur dari Jabatan Presiden Zimbabwe

Para pendukungnya menuduh kelompok pesaing di tubuh Partai Zanu-PF telah meracuninya dengan es krim buatan peternakan milik Grace Mugabe.

Di detik-detik terakhir, toh Mnangagwa dan jaringannya terlalu kuat. Mugabe sepakat mengundurkan diri, dan berakhir pula persaingan Mnangagwa dan Ibu Negara.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com