Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Emmerson Mnangagwa, Sosok Potensial Pengganti Mugabe?

Kompas.com - 22/11/2017, 11:55 WIB

HARARE, KOMPAS.com - Sudah menjadi rahasia umum di Zimbabwe bahwa selama bertahun-tahun Emmerson Mnangagwa ingin menggantikan Robert Mugabe sebagai presiden.

Mugabe sendiri tampak plin-plan. Pada 2014, Mnangagwa diangkat sebagai wakil presiden. Dan istri Mugabe, Grace menyebut mantan menteri kehakiman itu disebut sosok yang "setia dan disiplin".

Pengangkatannya sebagai wakil presiden tersebut meningkatkan spekulasi bahwa Mnangagwa adalah 'putra mahkota' yang bakal menjadi pengganti Mugabe.

Namun, awal November ini, Mnangagwa dipecat dari posisinya. Menteri Informasi Zimbabwe mengatakan sang wakil presiden "menunjukkan perilaku tidak setia".

Baca juga : Mugabe Mundur, Rakyat Inginkan Reformasi Total di Zimbabwe

Pemecatan ini membuat pria yang dijuluki 'Si Buaya' tersebut balik menggigit melalui sokongan sahabatnya, panglima militer Constantino Chiwenga.

Beberapa hari setelah Mnangagwa dipecat, militer Zimbabwe menguasai ibu kota Harare dan menempatkan Mugabe sebagai tahanan rumah.

Kini, setelah Mugabe mengundurkan diri, jalan terbuka bagi Mnangagwa untuk berkuasa. Apalagi, ketua partai berkuasa Zanu-PF mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Mnangagwa akan diangkat menjadi presiden "dalam 48 jam" mendatang.

Meski demikian, siapapun yang berharap Mnangagwa akan berbuat banyak untuk mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia di Zimbabwe, kemungkinan salah.

Sejumlah kritikus menilai banyak darah berlumuran di tangan pria berusia 71 tahun itu.

Mereka yang terlibat dalam perang kemerdekaan pada 1970-an, seperti Mnangagwa, telah lama memonopoli kekuasaan di Zimbabwe.

Didorong kekhawatiran kekuasaan itu akan lenyap jika Grace Mugabe menggantikan posisi suaminya, mereka pun bertindak.

Baca juga : Ini Isi Surat Pengunduran Diri Mugabe dari Kursi Presiden Zimbabwe

Tatkala Jenderal Constantino Chiwenga menyatakan menentang "pembersihan yang menargetkan anggota partai dengan latar belakang perang kemerdekaan", dia jelas merujuk pada pemecatan terhadap sahabat dekatnya, Mnangagwa.

"Bila menyangkut melindungi revolusi kita, militer tidak akan ragu melangkah," tegas Chiwenga.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com