NEW DELHI, KOMPAS.com — Seorang politisi India menawarkan hadiah uang tunai 100 juta rupee atau hampir Rp 20 miliar untuk memenggal seorang aktris Bollywood.
Suraj Pal Amu, nama politisi itu, mengarahkan amarahnya kepada aktris Deepika Padukone (31), salah satu bintang film terlaris dan termahal di India.
Kemarahan Amu itu muncul setelah Deepika membintangi sebuah film yang bertemakan hubungan seorang ratu Hindu dan seorang pangeran Muslim.
Ancaman tidak hanya datang dari Amu, tokoh senior partai berkuasa Bharatiya Janata (BJP). Sejumlah kelompok militan juga mengancam akan memotong hidung Deepika Padukone.
Baca juga: Deepika Padukone, Aktris Terseksi 2015 versi Majalah Filmfare
Sejauh ini belum ada komentar dari sang aktris terkait ancaman tersebut. Namun, banyak teman dan penggemar Deepika memberi dukungan kepadanya.
"Saya sangat terkejut membaca apa yang dialami teman saya ini, tetapi dia adalah sosok yang kuat dan berani. Deepika, kau adalah salah satu perempuan terkuat yang saya kenal," ujar seorang teman sang aktris.
Partai BJP sejauh ini mencoba tak terlibat dengan pernyataan keras Suraj Pal Amu.
"Kami tak akan memberi toleransi pernyataan bernuansa kekerasan dari anggota partai kami, tetapi kami juga menginginkan sutradara film menghormati sejarah India," kata Ketua BJP Negara Bagian Haryana, Anil Jain.
BJP kemudian memerintahkan Amu memberikan pernyataan maaf di depan publik terkait ancamannya terhadap Deepika Padukone dan meminta Amu menjelaskan alasannya menawarkan hadiah uang itu.
Baca juga: Bintang Rambo Versi Bollywood Tersanjung Pujian Sylvester Stallone
Film yang dibintangi Deepika berjudul Padmavati dibuat berdasarkan sebuah puisi legendaris.
Seharusnya film ini diputar di bioskop-bioskop India pada 1 Desember, tetapi pemutarannya diundur karena menuai banyak protes.
Kelompok-kelompok Hindu garis keras dan sejumlah politisi menuding Deepika dan sutradara film itu "membengkokkan sejarah" dengan menampilkan sosok sang ratu sebagai kekasih bangsawan Muslim itu.
Dua negara bagian yang dikuasai BJP yang berkuasa sudah melarang pemutaran film itu.
Baca juga : Siap-siap, Rambo Versi Bollywood Bakal Tayang Tahun Depan
Wakil Menteri Utama Uttar Pradesh Keshav Prasad Maurya mengatakan, pemerintah negara bagian terpadat di India itu tak akan mengizinkan pemutaran film hingga beberapa adegannya dihilangkan.
"Bagaimana mungkin seorag raja dan ratu digambarkan sebagai korban sementara sang penyerang menjadi pahlawan? Ini tak benar," ujar Maurya.
Film-film yang bertemakan sejarah hubungan antara Hindu dan Islam di India kerap memicu kontroversi.
Kepala Badan Sertifikasi Film Pusat (CBFC) Anurag Srivastava mengatakan, produser film Padmavati meminta izin merilis film itu pada 10 November.
Namun, permintaan itu ditolak karena produser dianggap tak bisa menjelaskan apakah film itu berdasarkan fakta sejarah atau fiksi.
Baca juga: Jet Li dan Deepika Padukone Resmi Bergabung dalam Sekuel xXx
Jika film ini tak bisa diputar di bioskop-bioskop, produser terancam menderita kerugian cukup besar.
Viacom 18, perusahaan patungan Viacom Inc dan Reliance Industries Network 18, menghabiskan 23 juta dollar AS atau sekitar Rp 310 miliar untuk memproduksi Padmavati.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.