Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Caitlan Boyle, Dipukul dan Diperkosa Taliban Saat Ditawan 5 Tahun

Kompas.com - 21/11/2017, 15:49 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber ABC News


Permainan Penggal Kepala

Keluarga Boyle berpindah-pindah tempat ketika ditawan di Pakistan. Selama terbelenggu dalam penawanan, keluarga itu hanya tinggal pada sebuah kamar, biasanya di bawah tanah, tak jarang juga hanya beralaskan beton dan lantai kotor.

Mereka menggunakan barang-barang tak terpakai di ruangan itu untuk menyelimuti anak-anak mereka.

"Kami mengajari mereka bagaimana membuka tutup botol atau memanfaatkan kardus bekas. Apapun kami gunakan untuk bisa bermain bersama mereka," kata Caitlan.

Joshua mengajari abjad, geografi, dan perbintangan ke putra tertuanya. Mereka mencoba hal terbaik untuk membuat suasana mencekam sedikit menyenangkan.

Baca juga : Dibebaskan dari Taliban, Boyle Tolak Pulang Pakai Pesawat Militer AS

Mereka menceritakan sejarah Inggris tentang kisah eksekusi mati Raja Charles I pada 1649, untuk membuat permainan pemenggalan kepala, sehingga mengurangi ketakutan putra sulungnya jika para penculik melakukan hal yang sama ke Joshua atau Caitlan.

"Dia tahu hal seperti itu bisa terjadi pada keluarganya. Dia sangat senang berpura-pura menjadi Oliver Cromwell yang mengejar Raja Charles I dan mencoba memenggalnya," kata Caitlin.

Sebelumnya, Pemerintah AS telah merencanakan serangan komando untuk menyelamatkan keluarga tersebut. Namun, pejabat setempat terkejut ketika keluarga Boyle justru berada di tahanan militer Paskistan.

Joshua memastikan ada baku tembak ketika mereka diselamatkan dari penawanan.

Kini, keduanya fokus untuk merajut masa depan dalam keluarganya. Caitlan menyebut anak-anak mendapat trauma berat selama bertahun-tahun ditawan.

"Aku berharap mereka menemukan kebahagiaan dan keceriaan untuk menyembuhkan trauma itu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber ABC News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com