Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Perancis Tembak Istri dan Tewaskan 3 Orang Lain lalu Bunuh Diri

Kompas.com - 20/11/2017, 14:47 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Mirror

PARIS, KOMPAS.com - Tak kuasa menanggung beban akibat kegagalan pernikahan, seorang polisi Perancis menembak istri dan tiga orang lainnya sebelum bunuh diri.

Tragedi ini terjdi di Sarcelles, pinggiran utara kota Paris pada Sabtu (18/11/2017), diawali pertengkaran antara Arnaud Martin (31) dan istrinya yang berusia 25 tahun.

Keduanya bertengkar di dalam mobil di depan kediaman orangtua sang istri sebelum Arnaud mencabut revolvernya dan menembak perempuan malang itu.

Meski mengalami luka cukup parah, istri Arnaud lolos dari maut. Namun, sang polisi yang sedang kalap itu tidak puas dan menembak dua orang pejalan kaki.

Baca juga : Polisi Perancis Tangkap Pria yang Bunuh Ayah dan Saudaranya

Salah satunya adalah pria berusia 30 tahun yang hanya ingin melihat apa yang terjadi di dalam mobil tersebut.

Korban lainnya adalah seorang ayah yang sedang merayakan ulang tahunnya yang ke-44 bersama anak-anaknya. Pria itu muncul di jalan saat hendak menuju toko untuk membeli rokok.

Setelah menembak kedua orang itu, Arnaud masuk ke kediaman orangtua istrinya lalu menembak mati sang ayah mertua dan melukai ibu mertua, dan melukai saudari istrinya.

Selanjutnya, Arnaud pergi ke halaman belakang kediaman mertuanya, menembak mati anjing milik keluarga itu, lalu bunuh diri.

"Martin sedang dalam proses perceraian dengan istrinya dan dia tak bisa menangguh hal itu," kata Menteri Dalam Negeri Perancis Gerard Collomb.

"Pada satu titik, dia benar-benar kalap. Dia memiliki senjata dan dia menembak siapa saja yang terlihat," tambah Collomb.

Sementara itu, wali kota Sarcelles, Francois Pupponi memastikan, kedua pria yang ditembak Arnaud Martin di luar rumah mertunyanya, tewas.

"Seluruh korban adalah warga setempat. Saya mengenal mereka karena pernah tinggal di lingkungan tersebut selama 10 tahun," kata
Pupponi.

Arnaud adalah salah seorang polisi Paris yang diizinkan membawa senjata pulang usai serangan teror pada November 2015 yang menewaskan 130 orang.

Saat itu, pemerintah meyakini lebih baik para petugas polisi membawa senjata mereka pulang sebagai antisipasi jika terjadi serangan serupa.

Kebijakan itu kemudian terbukti kontroversial karena telah muncul beberapa kasus polisi dengan serampangan menggunakan senjata mereka saat mengalami depresi.

Pada September, seorang polisi di kota Noyon, sebelah utara Perancis, menembak mati istrinya dan dua anak mereka sebelum bunuh diri.

Baca juga : Pelaku Pembunuhan Polisi Perancis Ajak Ubah Euro 2016 Jadi Pemakaman

Tahun ini, angka bunuh diri di kalangan anggota polisi di Perancis juga meningkat dengan 62 orang polisi meninggal dunia sejak 1 Januari lalu.

Setidaknya, separuh dari seluruh kasus bunuh diri polisi ini menggunakan senjata yang mereka pakai dalam tugas sehari-hari. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Mirror
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com