Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Tawarkan Penyerahan Aset Tersangka Korupsi sebagai Ganti Kebebasan

Kompas.com - 18/11/2017, 18:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

RIYADH, KOMPAS.comArab Saudi dilaporkan melakukan manuver hukum kepada 11 pangeran dan 4 menteri yang ditangkap 4 November lalu karena dituduh melakukan korupsi.

Di antara 15 tersangka korupsi itu terselip nama Pangeran Alwaleed bin Talal.

Alwaleed adalah salah satu orang terkaya dunia yang memiliki banyak saham di perusahaan dunia, antara lain Twitter, Apple, Motorola, dan Citigroup. Selain itu, Alwaleed juga mengendalikan jaringan televisi satelit yang ditonton di seluruh Arab Saudi.

Reuters via Al Jazeera memberitakan, Sabtu (18/11/2017), otoritas hukum Saudi menyatakan ke-15 orang itu bisa bebas.

Namun, sebagai gantinya, mereka semua harus menyerahkan seluruh asetnya kepada Saudi.

Baca juga: Para Pangeran Saudi yang Ditangkap Dibiarkan Tidur di Lantai Hotel

Seorang sumber berkata, kesepakatan itu meliputi taksir harga aset seperti properti maupun barang berharga, dan akses ke bank untuk melihat dana yang dimiliki.

Al Jazeera melansir, dua dari 15 tersangka itu menyepakati tawaran Saudi.

Dana 10 juta riyal Saudi, sekitar Rp 36 miliar, langsung diambil dari rekening pribadinya.

Selain itu, salah satu pejabat senior di Saudi harus merelakan sahamnya yang senilai 4 miliar riyal Saudi sekitar Rp 14,4 triliun diberikan kepada otoritas penegak hukum.

Pekan ini, Riyadh dilaporkan beralih dari pembekuan rekening tersangka ke "pengambilalihan aset yang tidak terbebani".

Belum ada komentar dari pejabat Saudi atas pemberitaan ini.

Menurut Louis Gargour, pendiri sekaligus Manajer Portofolio lembaga pendanaan yang berbasis di London, LNG Capital, andaikata berita ini benar, tentu bakal menjadi perkembangan yang bagus.

Gargour berujar, tindakan ini akan memberikan kenyamanan pada pasar.

"Tentunya, bisa mengurangi defisit," kata Gargour.

Sejak harga minyak bumi merosot, Saudi mulai meningkatkan pajak dan memangkas subsidi demi mengurangi defisit.

Pada 2015, tercatat defisit Saudi mencapai 89 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.324 triliun.

Angka itu sebenarnya sudah menyusut. Namun, defisit itu tetap membebani keuangan Saudi.

Apalagi, data September lalu memperlihatkan Saudi mengalami resesi di kuartal kedua.

Karena itu, Saudi mulai mendesak para taipan di seluruh penjuru dunia bersedia berinvestasi di sana.

Baca juga : Pemerintah Arab Saudi Bekukan Rekening Tersangka Kasus Korupsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com