HARARE, KOMPAS.com - Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, menolak mundur secara sukarela di tengah tekanan militer yang telah melucuti kekuasannya melalui kudeta militer kemarin Selasa.
Media Afrika Selatan, Times Live melaporkan Kamis (16/11), upaya perundingan antara militer dengan Mugabe masih belum menemukan titik temu.
Militer menginginkan presiden yang berusia 93 tahun itu untuk lengser secara damai dan menyerahkan kekuasaan ke mantan wakilnya, Emmerson Mnangagwa.
Tidak ingin mempermalukan Mugabe lebih jauh dan mencegah pertumpahan darah, opsi mundur secara terhormat dinilai akan menyelamatkan wajah Mugabe.
Namun, menurut sumber yang dekat dengan keluarga Mugabe, sosok yang sudah berkuasa 37 tahun itu bersikukuh dia adalah presiden sah secara konstitusi dan berencana menyelesaikan masa jabatannya yang akan habis pada 2018.
Baca juga : Mahasiswa Zimbabwe Pernah Samakan Mugabe dengan Suharto
Upaya militer yang melibatkan Pastor Fidelis Mukonori, penasehat spiritual kepercayaan Mugabe, untuk membujuknya menyerahkan kekuasaan juga tidak membuahkan hasil.
Mugabe sendiri masih menjadi tahanan rumah di kediaman pribadinya yang bernama Statehouse di ibu kota Harare.
Laporan intelijen menyebut, rupanya Mnangagwa telah merumuskan era Zimbabwe tanpa Mugabe bersama dengan militer dan kubu oposisi.
Sekutu loyal Mugabe yang dipecat pekan lalu itu merencanakan pemerintahan transisi nasional dengan dia sebagai Pelaksana Tugas Presiden.
Mantan Perdana Menteri Morgan Tsvangirai disebut-sebut akan menjadi wakil presiden di pemerintahan baru, yang diharapkan dapat memecahkan krisis ekonomi parah yang melanda Zimbabwe.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan