Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Zimbabwe Pernah Samakan Mugabe dengan Suharto

Kompas.com - 16/11/2017, 19:45 WIB

HARARE, KOMPAS.com - Pada Juni 1998, saat krisis ekonomi memburuk di Zimbabwe akibat tingginya suku bunga yang berujung pada kerusuhan, ribuan mahasiswa memadati jalanan ibu kota Harare dan meneriakkan dua nama penguasa, Suharto dan Mugabe.

Saat itu, satu bulan setelah Suharto mengundurkan diri, nama presiden kedua Indonesia ini diteriakkan para mahasiswa Zimbabwe yang marah terhadap kebijaka  Presiden Robert Mugabe.

Aksi mahasiswa dalam skala besar di Indonesia dan kerusuhan 1998 di Jakarta berujung pada lengsernya Suharto setelah 32 tahun berkuasa.

Itulah menyebabkan para mahasiswa Zimbabwe mengaitkan Suharto dan Mugabe. Seperti ditulis Iden Wetherell,  wartawan Mail & Guardian, koran mingguan yang berkantor di Afrika Selatan.

Baca juga : Mengapa Tak Ada Sukacita di Jalanan Sambut Kudeta terhadap Mugabe?

"Dengan meneriakkan Suharto, Mugabe, Indonesia, Zimbabwe, beberapa ribu mahasiswa mengepung parlemen di pusat kota Harare, menuntut pemerintah menyelidiki apa yang mereka tuduhkan sebagai korupsi sistematis dalam pemerintahan Presiden Robert Mugabe," tulis Wetherell kala itu.

"Mugabe turun. Kami lelah dengan kezalimanmu, kesombongan dan ketololanmu," itulah salah satu tulisan di spanduk yang dibawa para mahasiswa Zimbabwe.

Mugabe mulai berkuasa pada 1980 dan disebut sebagai pahlawan pembebasan Afrika di negara yang dulu disebut Rhodesia.

Ia tidak terlihat di depan umum sejak militer mengambil alih kekuasaan Rabu (15/11/2017) dan dilaporkan berada dalam tahanan rumah.

Sejak berkuasa selama hampir empat dekade, banyak kalangan yang melihatnya terobsesi dengan kekuasaan dan akan melakukan apa pun untuk tetap memegang tampuk kepemimpinan.

Mugabe yang berusia 93 tahun adalah satu-satunya pemimpin Zimbabwe sejak merdeka dari Inggris.

Baca juga : Grace Gucci Mugabe: Sosok Sentral di Tengah Kudeta Militer Zimbabwe

Kesehatannya terus memburuk namun ia mengatakan akan mencalonkan diri lagi tahun depan untuk masa jabatan lima tahun.

Pekan lalu ia memecat wakil presiden Emmerson Mnangagwa (75) yang diperkirakan bakal menjadi penggantinya.

Langkah ini dianggap para pengamat akan meningkatkan peluang istrinya Grace (52) sebagai calon penggantinya.

Langkah Mugabe mengedepankan istrinya inilah yang dianggap melampaui batas dan ia kehilangan dukungan dari para pemimpin militer, yang selama ini menyokongnya untuk tetap berkuasa.

Dalam tulisannya pada Juni 1998, Wetherell menulis kesamaan yang diangkat para pengunjuk rasa antara Suharto dan Mugabe.

"Hal lain yang mirip dengan Indonesia jelas terlihat. Mugabe diliputi tuduhan bahwa anggota keluarganya menggunakan koneksi mereka untuk mendapatkan perjanjian besar," tulis Wetherell.

Baca juga : Pemecatan Wapres yang Berujung Runtuhnya Kekuasaan Mugabe

Pengkritik Mugabe, pengamat politik John Makumbe saat itu mengatakan, mahasiswa Zimbabwe kurang bersatu seperti di Indonesia dalam memprakarsai gerakan.

"Saya rasa mereka tidak akan mampu melakukan sesuatu yang besar...orang Indonesia dikenal berani bunuh diri untuk suatu tujuan. Namun (di sini) bila ada mahasiswa yang ditembak yang lain segera balik ke asrama," kata profesor yang meninggal empat tahun lalu itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com